Prabowo Akan Buat Kementerian Khusus Bencana Jika Menang Pilpres

Dahnil menyayangkan dalam penanganan bencana, pemerintah menghadapi masalah yang terus berulang.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jan 2019, 05:34 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2019, 05:34 WIB
Kemeriahan Pawai Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2019
Pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menaiki mobil golf sambil menunjukkan salam dua jari saat mengikuti pawai Deklarasi Kampanye Damai di Monas, Minggu (23/9). (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan (BPN) Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menyoroti masalah bencana yang belakangan melanda sejumlah daerah di Indonesia. Dia tak memungkiri bahwa Indonesia adalah negara rawan bencana. 

"Pantai kita panjang sekali. Kita tinggal di ring of fire. Jadi pada prinsipnya memang kita daerah bencana. Daerah yang rapuh terhadap bencana," kata Dahnil di media center Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (31/12/2018).

Namun, Dahnil menyayangkan dalam penanganan bencana, pemerintah  menghadapi masalah yang terus berulang. Bahkan, kata Dahnil, profesionalisme dari lembaga terkait misalnya BMKG masih perlu dievaluasi. Khususnya dalam menginformasikan adanya bencana yang kadang keliru.

Dahnil memandang, kekuatan penanganan bencana di Indonesia saat ini terletak pada kekuatan solidaritas masyarakatnya dibanding petugas resmi. Contohnya kelompok masyarakat seperti NU, Muhammadiyah, dompet dhuafa, Aksi Cepat Tanggap dan Front Pembela Islam (FPI).

"Jadi ini yang turun duluan lebih cepat. Solidaritas, kohesifitas sosial, empati, simpati, ini jadi modal kita dalam penanganan bencana. Tapi kan itu bukan Mandatory buat mereka. Buat warga negara seperti FPI dan lembaga lain, itu bukan Mandatory sebenarnya," kata Dahnil.

"Siapa yang punya Mandatory itu? Mandatory menangani bencana adalah negara. Tapi negara seringkali salah bahkan melakukan mitigasi," ucapnya.

Perhatian Khusus

Dahnil menegaskan, alat mitigasi bencana yakni early warning system saat ini rusak dan tidak bisa dibeli pemerintah.

"Baru kemarin Kepala BMKG ngaku dia ngajuin tapi kemudian ditolak, artinya sejak awal kita tidak peduli dengan (bencana) ini," ujarnya.

Maka dari itu, penanganan bencana akan menjadi perhatian khusus bagi Prabowo. Mantan Danjen Kopassus itu bakal memaksimalkan anggaran kebencanaan. Kemudian, akan mendorong literasi kebencanaan kepada masyarakat supaya lebih tanggap dan mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana.

"Lebih teknis Pak Prabowo ingin mendorong kementerian khusus terkait kebencanaan. Ada contohnya beberapa negara yang terkait dengan ini, Rusia, beberapa negara lain itu terkait dengan kebencanaan. Itu diharapkan," tutup Dahnil Anzar. 

 

Reporter: M Genantan

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya