Liputan6.com, Jakarta - Debat pertama capres cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan telah berlangsung semalam, Kamis 17 Januari 2019. Pasangan nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin kerap menyerang pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Dalam debat capres, Jokowi menyerang Prabowo dengan komitmen pemberantasan korupsi dan keterlibatan perempuan di partai yang dipimpin Prabowo yakni Gerindra. Menurut Jokowi, Prabowo memperbolehkan enam kader eks koruptor di partainya menjadi caleg di Pemilu 2019. Padahal Prabowo sempat menyampaikan komitmennya untuk memberantas korupsi.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Ace Hasan Syadzily membantah bahwa Jokowi menyerang Prabowo dengan isu personal. Kata dia, Jokowi hanya menyampaikan fakta.
Advertisement
"Pembawaan Pak Jokowi yang lebih menyampaikan fakta. Misalnya soal perempuan dan pemberantasan korupsi," kata Ace saat dihubungi merdeka.com, Jumat (18/1/2019).
Menurutnya Jokowi hanya ingin menunjukan bagaimana mantan Danjen Kopassus itu berkomitmen memberantas korupsi dan berusaha melibatkan perempuan. Semua komitmen itu, lanjut Ace harus dilakukan dari lingkungan kecil seperti partainya sendiri.
"Bagaimana mau memperjuangkan perempuan kalau dalam partainya sendiri peran perempuan minim. Demikian juga soal korupsi, bagaimana mau memberantas korupsi kalau Partainya sendiri mencalonkan eks mantan koruptor," ungkapnya.
Politikus Partai Golkar itu juga tidak ingin melihat sisi etis atau tidaknya menanyakan hal semacam itu dalam panggung debat capres-cawapres. Sebab, tambah dia, ini adalah masalah konsistensi dalam memberantas korupsi.
"Ini bukan soal etis atau tidak etis. Ini soal konsistensi seorang pemimpin. Membahas korupsi ya harus mulai dari diri dan lingkungannya," ucapnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Diprotes Pendukung Prabowo
Sebelumnya, Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said juga menyoroti perdebatan capres-cawapres tadi yang sempat menyinggung personal. Dia berharap, bisa menjadi kajian oleh Bawaslu.
"Yang kami sorot adalah justru kebijakan dan keputusan tidak menyerang pribadi. Malahan kami merasa mendapat serangan kepada pribadi dan institusi barangkali bisa jadi evaluasi di Bawaslu yang baru saya kira banyak," kata Sudirman saat jumpa pers di Hotel Bidakara, Pancoran, JakartaSelatan, Kamis (17/1/2019) malam.
Â
Reporter:Â Sania Mashabi
Sumber: Merdeka
Â
Advertisement