Moeldoko Sebut Tabloid Indonesia Barokah Merusak Demokrasi

Mantan Panglima TNI ini menegaskan, demokrasi harus dibangun dengan akal sehat dan cara-cara bermartabat.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2019, 12:23 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2019, 12:23 WIB
Tabloid Barokah Indonesia
Anggota Bawaslu Jabar menunjukkan sejumlah media yang dianggap merugikan pasangan calon. (Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyesalkan beredarnya Tabloid Indonesia Barokah yang disebut-sebut menyudutkan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Moeldoko menyebut, tabloid tersebut merusak demokrasi di Tanah Air.

"Kita enggak senang lah kehidupan demokrasi diwarnai upaya-upaya yang seperti itu, karena justru itu merusak demokrasi," kata Moeldoko di Gedung Sekretariat Kabinet, Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (28/1/2019).

Mantan Panglima TNI ini menegaskan, demokrasi harus dibangun dengan akal sehat dan cara-cara bermartabat. Bukan justru menggunakan propaganda menyesatkan.

"Cara-cara yang seperti itu tidak bagus untuk perkembangan demokrasi ke depan," ujarnya.

Moeldoko juga sependapat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyarankan agar Tabloid Indonesia Barokah dibakar. Moeldoko ingin hal-hal yang menimbulkan pertikaian segera dimusnahkan.

"Saya pikir memang hal-hal yang bisa menimbulkan percikan-percikan, gesekan-gesekan, emosi itu supaya dihindari. Harus dihilangkan karena kurang bagus dalam iklim demokrasi," tutur Wakil Ketua TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin ini.

Tabloid Indonesia Barokah menyasar sejumlah masjid di Tanah Air. Selain beredar dalam bentuk cetak, PDF Tabloid Indonesia Barokah juga beredar di media sosial Whatsapp (WA) Group. Tabloid tersebut terbit tiap dua bulan sekali.

Ipang Membantah

Juru bicara Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait siapa dalang di balik Tabloid Indonesia Barokah. Dia pun menangkap jejak digital dari Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja Jokowi-Ma'ruf, Irfan Wahid atau lebih dikenal dengan nama Ipang Wahid.

"Ipang Wahid patut diduga terlibat dalam tabloid Indonesia Barokah," kata Andre saat dihubungi merdeka.com, Minggu (27/1).

Andre menjelaskan, indikasi keterlibatan Ipang Wahid yakni berdasarkan website Indonesia Barokah. Dia mengatakan, website itu saat ditelusuri berkaitan dengan Ipang Wahid.

Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Irfan Wahid menjawab pernyataan melalui akun instagramnya.

Ipang menjelaskan, Indonesia Barokah adalah gerakan yang bersifat terbuka. Ia melanjutkan, siapapun boleh dan atau bisa ikut berkontribusi.

"Berkontribusi apa? Sebagaimana namanya 'Indonesia Barokah'; berkontribusi untuk mendatangkan kebaikan bagi Indonesia," tulis Ipang.

Ia menegaskan, Indonesia Barokah bukan organisasi. Entitas itu lebih tepat disebut kumpulan pemikiran dari banyak orang.

Latar belakang kemunculan Indonesia Barokah adalah kegelisahan terhadap maraknya fitnah dan hoaks. Yang pasti, Indonesia Barokah ingin mengajak kepada kebaikan.

"Menjauhi hasutan dan agenda-agenda provokatif. Mengingatkan kembali akan Islam yang rahmatan lil alamin," tegas Ipang.

Ipang tegas membantah keterlibatannya dalam tabloid Indonesia Barokah. "Sama sekali tidak ada," tulisnya dalam huruf kapital.

Ia bahkan bersumpah demi Allah, "Bahwa saya bukan pembuat tabloid Indonesia Barokah."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya