Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon Presiden-Wakil Presiden, Jokowi-Ma'ruf masih unggul dari Prabowo-Sandi jelang dua bulan pencoblosan. Berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA di bulan Januari, elektabilitas pasangan nomor urut 01 itu sebesar 54,8 persen sedangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga sebesar 31,0 persen.
Peneliti dari LSI Denny JA, Adjie Al Faraby mengatakan persentase tersebut tidak ada perubahan signifikan sejak pendaftaran pada bulan Agustus hingga Januari. Kendati demikian ada beberapa kantong yang menjadi defisit bagi kedua pasangan kandidat.
"Sejak pendaftaran bulan Agustus, elektabilitas kedua pasangan calon bergerak fluktuatif namun tidak signifikan baik peningkatan atau penurunan," kata Adjie di Graha Rajawali, Jakarta Timur, Kamis (7/2).
Advertisement
Dalam paparan survei LSI Denny JA pada Januari, ada enam kantong yang mengalami perubahan persentase terhadap dua pasangan calon. Enam kantong tersebut adalah; pemilih muslim, pemilih minoritas, pemilih kalangan dengan pendapatan menengah ke bawah, pemilih perempuan, pemilih terpelajar, dan pemilih milenial.
Dari enam kantong tersebut pasangan Jokowi-Ma'ruf kalah tipis dari Prabowo-Sandi di kalangan pemilih terpelajar. Adjie mengatakan dari populasi pemilih terpelajar sebesar 11,5 persen namun Jokowi-Ma'ruf hanya mampu meraih persentase 37,7 persen sedangkan Prabowo-Sandi mencapai 44,2 persen.
Kendati persentase populasinya tidak besar menurut Adjie pengaruh pemilih terpelajar cukup signifikan karena kemampuan mereka mempengaruhi opini publik.
"Dalam pertarungan elektoral yang ketat, populasi 11,5 persen cukup signifikan," kata Adjie di Graha Rajawali, Jakarta Timur, Kamis (7/2).
Variabel Elektoral
Ada beberapa variabel elektoral Jokowi-Ma'ruf defisit di kalangan pemilih terpelajar. Salah satunya, kata Adjie, kalangan ini tidak ingin karakter negara terlalu kuat.
Adjie menuturkan banyak kasus hukum yang menyeret kalangan terpelajar karena sikap kritis terhadap pemerintah. Hal ini kemudian dimanfaatkan oposisi dengan framing kriminalisasi.
"Adanya kaum terpelajar atau terdidik tidak ingin terlalu kuat negara dalam menghadapi kritik-kritik yang mungkin muncul dari bawah seperti penerapan Undang-Undang ITE," tukasnya.
Sementara Jokowi-Ma'ruf kalah tipis dari Prabowo-Sandi di kantong pemilih terpelajar, pasangan calon dengan koalisi gemuk itu tetap unggul di lima kantong lainnya, pemilih muslim, pemilih minoritas, pemilih kalangan dengan pendapatan menengah ke bawah, pemilih perempuan, dan pemilih milenial.
"Jadi meski unggul, keunggulan Prabowo-Sandi hanya di bawah 10 persen terhadap Jokowi-Maruf sementara ada 18,1 persen pemilih kalangan terpelajar yang belum menentukan pilihan," tukasnya.
Survei ini dilakukan sejak 18-25 Januari dengan melibatkan 1.200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan pada survei ini adalah multistage random sampling dengan persentase kekeliruan kurang lebih 2,8 persen.
Reporter: Yunita Rachmawati
Advertisement