TKN Imbau BPN Transparan Soal Penghitungan Real Count

Pernyataan TKN itu menyikapi sikap BPN Prabowo-Sandi yang enggan membuka akses proses rekapitulasi penghitungan suara.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Apr 2019, 20:23 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2019, 20:23 WIB
Putu Merta/Liputan6.com
War room TKN di Hotel Gran Melia Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Komunikasi dan Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Usman Kansong mengatakan tidak ada alasan untuk tidak transparan atas rekapitulasi suara Pilpres 2019.

Pernyataan Usman itu menyikapi sikap Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi yang enggan membuka akses proses rekapitulasi penghitungan suara.

Menurut Usman, sebuah data yang kemudian disuguhkan ke publik harus didasari dengan data dan proses yang benar. Oleh sebab itu, imbuhnya, untuk membuktikan data yang dihasilkan benar perlu ada transparansi dalam prosesnya.

"Transparansi adalah pertanggung jawaban kepada publik bahwa apa yang kita lakukan itu benar adanya. Dan saya kira tidak perlu ada yang ditutup-tutupi. Kalau benar ada real count yang dilakukan oleh siapa pun ya buka saja, kalau tidak mau membuka kita khawatir ternyata memang tidak ada," kata Usman di posko pemenangan TKN, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019).

Usman mengimbau agar BPN terbuka data serta proses rekapitulasi real count yang mereka klaim sebagai kemenangan paslon 02.

Jika kekhawatiran akan ada hack atau serangan terhadap data mereka, menurut Usman, hal itu tidak bisa dijadikan sebagai alasan pihak BPN tertutup.

 

Tak Ada Alasan

Apresiasi Para Pendukung Jokowi-Amin, TKN KIK Gelar Konser Putih Bersatu
Ketua TKN KIK Jokowi-Amin Erick Thohir saat menggelar Konferensi Pers di Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Ia menyinggung website Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta pelbagai lembaga pemantau pemilu yang melakukan hitung cepat secara transparan menyuguhkan kepada publik akan prosesnya tanpa harus khawatir terkena serangan para hacker. Berdasarkan hal itu, sedianya, kata Usman, pihak BPN sudah berinisiatif memproteksi data mereka.

"Jadi saya kira tidak beralasan tidak mau membuka karena takut misalnya dihack, ditembus, diganggu, buktinya kami melakukan secara terbuka, KPU melakukan secara terbuka, bahkan lembaga-lembaga yang melakukan quick count juga sudah membuka bagaimana metode mereka bagaimana sistem mereka, apa sistem IT yang mereka pakai, ternyata itu tidak ada masalah," ujarnya.

Sebelumnya secara terpisah, anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Fadli Zon mengungkap alasan pihaknya belum diungkapkannya hasil penghitungan suara Pilpres yang dilakukan internal. Kata dia, semua itu karena masalah keamanan.

Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu jika BPN membuka penghitungan suara di internalnya maka akan ada pusat penghitungan datanya akan segera diretas atau diserang hacker. Serangan bahkan dikatakan Fadli terjadi berkali-kali.

Reporter: Yunita Amalia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya