Mendagri: Pilkada yang Diperkirakan Jadi Media Penularan Covid, Ternyata Tidak Terjadi

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menilai kampanye Pilkada dengan bermasker lebih disarankan ketimbang memasan baliho.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 21 Okt 2020, 05:27 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2020, 05:23 WIB
FOTO: Mendagri Tito Karnavian Sambangi KPU
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat mengunjungi Kantor KPU, Jakarta, Kamis (30/7/2020). Kunjungan Tito Karnavian dalam rangka membahas pelaksanaan Pemilihan Serentak 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menilai kampanye Pilkada dengan bermasker lebih disarankan ketimbang memasan baliho. Sebab, cara tersebut turut mendukung program pemerintah dalam pencegahan Covid-19.

"Pemanfaatan hand sanitizer dan masker yang ditempeli gambar atau nomor urut pasangan calon (paslon) sebagai bahan kampanye jauh lebih efektif dibandingkan menggunakan baliho," kata Tito dalam Webinar Nasional Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Berintegritas 2020 di Gedung Sasana Bhakti Praja Kemendagri, Jakarta, Selasa (20/10/2020).

Tito meyakini, efek memasang baliho tidak menambah dikenalan publik, terhadap pasangan calon yang berkontestasi di Pilkada 2020. Sebab menurut dia, mereka yang melihat baliho cenderung sama.

"Orangnya yang lewat-lewat itu aja. Tapi kalau masker bisa masuk sampai ke gang-gang, ke pasar, tempat ibadah. Orang ngobrol pasti melihat muka. Sebetulnya yang pakai masker pasangan calon Pilkada dia menjadi ajang promosi,” ungkap Tito.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Grafik Penularan Turun

Tito juga menyampaikan, ada catatan penting dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, bahwa grafik penularannya cenderung mengalami penurunan, meski rangkaian Pilkada tengah berlangsung. Dia mencontohkan, daerah yang semula berstatus zona merah berubah menjadi zona orange atau kuning. Demikian juga yang semula zona orange berubah menjadi zona kuning, dan yang zona kuning bergerak menjadi zona hijau.

“Artinya Pilkada yang tadinya diperkirakan, dikhawatirkan akan menjadi media penularan, ternyata tidak terjadi. Artinya, korelasi antara Pilkada dengan penularan Covid-19 tidak langsung, yang memiliki korelasi adalah kepatuhan protokol. Sepanjang protokol Covid-19 dilakukan secara ketat dan pengawasan oleh Forkopimda dilakukan, itu bisa menekan (penyebaran)," Tito menandasi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya