Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan hasil jajak pendapat terbaru Indikator Politik Indonesia, diketahui sekitar seperempat masyarakat di Indonesia mengetahui pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang akan turut serta (cawe-cawe) dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Kendati demikian, isu cawe-cawe masih mendapat sentiment positif dari mayoritas masyarakat. Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, mayoritas masyarakat menilai Jokowi harus tetap netral jelang kontestasi pesta demokrasi tahun depan.
Baca Juga
“Ada 25,3 persen yang tahu isu cawe-cawe Jokowi. Dari yang tahu, sebanyak 64,6 persennya menilai isu cawe-cawe karena Jokowi Ingin memastikan Pemilu 2024 berjalan aman dan damai,” kata Burhanuddin saat memaparkan hasil survei bertajuk ‘Kepemimpinan Nasional dan Dinamika Elektoral Jelang 2024 di Mata Generasi Muda’ secara virtual, Minggu (23/7).
Advertisement
Survei tersebut dilakukan dalam rentang 20-24 Juni 2023, menempatkan 1.220 responden melalui wawancara tatap muka, dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Menurut Burhanuddin, mayoritas masyarakat lebih setuju bahwa makna “cawe-cawe” yang dimaksudkan Jokowi demi memastikan pesta demokrasi berjalan aman dan damai.
Dari basis seluruh responden, temuan Indikator, sentimennya pun tetap positif. Itu karena sebanyak 61,6 persen menilai isu “cawe-cawe” Jokowi guna memastikan pemilu berjalan aman dan damai.
“Hingga saat ini, mayoritas masyarakat lebih setuju makna cawe-cawe yang dimaksudkan Presiden untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan aman dan damai, tapi pada kelompok yang tahu persepsi negatif hampir dua kali lipat,” ungkap Burhanuddin.
Burhanuddin mengungkapkan, jika Jokowi berpihak pada salah satu calon presiden, masyarakat tidak lantas resisten meski tidak berlaku mayoritas.
Di sisi lain, Burhanuddin mengingatkan, mayoritas masyarakat menilai Jokowi harus tetap netral dan tidak berpihak kepada salah satu kontestan.
“Mayoritas masyarakat menilai Jokowi harus netral atau tidak berpihak kepada salah satu capres tertentu. Oleh karena itu, makna cawe-cawe yang pernah terungkap harus tetap terjaga, dalam rangka memastikan Pemilu 2024 berjalan aman dan damai,” imbau Burhanuddin.
Survei Indostrategic Sebut Masyarakat Ingin Jokowi Tak Cawe Cawe
Lembaga survei Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) merilis hasil survei bertajuk Keberlanjutan vs Perubahan: Dinamika Peta Politik Menuju Pemilu 2024, Jumat (14/7/2023).
Salah satu hasilnya, mayoritas masyarakat ingin Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) agar tidak ikut campur atau cawe-cawe dalam urusan politik khususnya jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Khoirul Umam mengatakan, pihaknya mengajukan pertanyaan survei soal bagaimana persepsi masyarakat terkait sikap Presiden RI Jokowi dalam Pilpres 2024.
"Bagaimana persepsi masyarakat, apakah Presiden Jokowi harus bersikap netral, bersikap abu-abu atau tidak netral atau cawe-cawe dalam Pilpres 2014 mendatang,?" kata Khoirul Umam secara daring, Jumat (14/7/2023).
Temuannya, ujar Umam responden ingin agar penyelenggaraan pemilu khususnya pemilihan presiden (pilpres) 2024 dapat berjalan dengan adil tanpa ada isu keberpihakan.
Tercatat, 64,6 persen masyarakat yang menjadi responden berharap Presiden Jokowi bisa bersikap netral.
"Ini tentu memiliki korelasi yang positif terhadap hadirnya pemilu yang adil, demokratis dan tidak menciptakan nuansa ketidakadilan karena keberpihakan presiden terhadap satu atau dua pihak tertentu," kata dia.
Advertisement