Anies Sambangi Kiai Najih Maimoen di Rembang, Minta Nasihat dan Doa

Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan berkunjung ke kediaman Kiai Muhammad Najih Maimoen di Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

oleh Mevi Linawati diperbarui 02 Okt 2023, 07:50 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2023, 07:48 WIB
Bakal capres Anies Baswedan
Bakal capres Anies Baswedan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan berkunjung ke kediaman Kiai Muhammad Najih Maimoen di Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kedatangan Anies Baswedan untuk bersilaturahmi sekaligus meminta nasihat.

Anies mengatakan, tujuannya ke Rembang memang untuk bersilaturahmi dengan Kiai Haji Muhammad Najih Maimoen, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang.

"Saya datang untuk memohon nasihat dan doa, atas amanah yang sedang kami emban," ujarnya didampingi Kiai Muhammad Najih Maimoen di Rembang, Minggu 1 Oktober 2023, seperti dilansir dari Antara.

Ia mengaku bersyukur bisa berjumpa semua keluarga Kiai Haji Muhammad Najih Maimoen. Bahkan, bisa bertemu juga dengan para santrinya.

"Insyaallah menjadi bekal perjalanan kami ke depan," ujar Anies.

Sementara ditanya soal wejangan dari kiai, Anies mengaku diingatkan untuk selalu dekat kepada Allah SWT, jangan melewatkan zikir serta selalu membaca selawat nabi.

"Itu yang dipesankan kepada saya," ujarnya.

Anies Baswedan bersama rombongan tiba di Kompleks Pondok Pesantren Al-Anwar, di Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, sekitar pukul 15.20 WIB.


Ngariung 1.000 Alumni ITB di Bandung, Anies Janji Akan Melakukan Reindustrilisasi

Anies Baswedan
Ngariung Bersama 1000 Alumni ITB Bersama Anies Baswedan. (Foto: Istimewa)

Bakal calon presiden Anies Baswedan menghadiri acara Ngariung 1.000 Alumni ITB di Bandung, Minggu (1/10/2023). Pada acara itu, Anies diminta para tokoh alumni ITB berkomitmen membangun industri berteknologi tinggi berbasis putra-putri terbaik bangsa.

"Kalau pak Anies jadi presiden, alumni kita bisa kerja. Kita mau industrialisasi bukan hilirisasi. Industri kita harus high teknologi. Tolong dipikirkan bahwa tidak ada bangsa yang besar tanpa dukungan moral, sains, dan teknologi,” tandas pengagas kegiatan Ngariung 1.000 Alumni ITB, Syahganda Nainggolan dalam sambutannya.

Menurut Syahganda, acara ngariung ini tak lain sebagai upaya mempertemukan pemikiran profesor Alumni ITB dengan pemikiran Anies Baswedan.

"Ngariung pada hari ini adalah 1.000 peserta dengan kualitas seperti Habibie. Tidak perlu puluhan ribu. Mereka otaknya ini seperti Habibie. Mereka ini bisa buat pesawat terbang dan bisa buat mobil terbang," kata Syahganda.

Para alumni ITB, lanjutnya, bisa membuat teknologi apapun. Ada yang membuat satelit, kendaran listrik dan teknologi lain yang dibutuhkan untuk masa depan.

Namun, lanjutnya, saat ini kita menatap masa depan yang suram. Karena industrialisasi sudah hancur. Banyak ilmuwan yang nganggur.

"Udah tidak ada lagi industri. Karena impor mobil listrik. Termasuk TKA impor itu adalah penghinaan buat alumni ITB. Karena dianggap tidak ada yang bisa membangun industri di dalam negeri," ujarnya.

Anies Baswedan mengatakan bangsa ini harus mengembalikan agar ilmu pengetahuan dan sains menjadi panduan kita dalam mengambil keputusan.

"Penghormatan terhadap teori ilmu itu sudah turun. Ngapain teori banyakin praktik. Itu yang banyak kita dengar. Loh praktik itu harus didasarkan pada teori dong," ujar Anies.

Menurutnya, Pandemi Covid 19 adalah ujian piapa pemimpin yang memakai ilmu pengetahuan dan siapa yang menomorduakan sains dan terkologi. Seperti apa hasilnya. Apa mereka percaya teknologi dan metode ilmiah.


Anies: Industrialisasi Jangan di Jawa Terus

Calon Presiden Anies Baswedan menghadiri acara Ngariung 1.000 Alumni ITB di Bandung. (Istimewa).
Calon Presiden Anies Baswedan menghadiri acara Ngariung 1.000 Alumni ITB di Bandung. (Istimewa).

"Di situ kita mengambil keputusan saintifik yang bisa tidak populer atau jika hanya ingin populer tidak menggunakan ilmu pengetahuan sebagai basis kebijakan. Pandemi itu sebagai panggilan bahwa ilmu pengetahuan menjadi kompas. Bukan menurut selera pemegang kewenangan," paparnya.

Lebih jauh Anies mengatakan, prinsip keadilan adalah value kita yang pertama. Kedua, publik interest dan ketiga ilmu pengetahuan, sains teknologi dan yang keempat, baru regulasi. "Urutannya ada value dulu dan ilmu pengetahuan. Regulasi terakhir jangan dibalik," kata dia.

Industrialisasi, kata Anies jangan di Jawa terus, tetapi di daerah-daerah yang perkembangan penduduknya tinggi. Oleh karena itu, perlu institusi yang mengelola talent-talent anak bangsa yang punya keahlian dari berbagai bidang.

Acara Ngariung 1.000 alumni ITB dihadiri sejumlah tokoh alumni ITB di antaranya Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat, Dr. Syahganda Nainggolan, Prof Miftah Farid, Dr. Haru Suwandharu alumni ITB yang menjabat Ketua DPW PKS Jabar, dan para tokoh alumni ITB lainnya.Acara digelar di Badoengshe Melk Centrale 1928, Jalan Aceh, Kota Bandung.

Hendry Harmen ketua panitia, kegiatan ngariung 1000 alumni ITB mengatakan, acara ini sebagai upaya memberikan gagasan dan pemikiran bagi perubahan dari aspek pengetahuan, dan teknologi dan disampaikan ke calon presiden Anies Baswedan.

"Kita percaya kepada Pak Anies untuk memimpin perubahan di negeri ini. Trust itu yang diberikan dari para cendekiawan ITB", Kata Hendry.

Infografis Ada 204 Juta Lebih DPT di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ada 204 Juta Lebih DPT di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya