Liputan6.com, Jakarta Polda Metro Jaya bersama Kodam Jayakarta turut mengerahkan 163.212 personel gabungan dalam Operasi Mantap Brata Jaya. Operasi ini merupakan operasi pengamanan rangkaian Pemilu 2024.
"Personel yang terlibat dalam operasi mantap Brata Jaya 2023-2024 sebanyak 163.212 personel," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto, Rabu (18/10/2023).
Baca Juga
Ratusan ribu personel itu yang diterjunkan untuk mengamankan pemilu di Jakarta dan sekitarnya. Dia merinci, personel gabungan itu terdiri dari TNI sebanyak 10.980 personel, Korbrimob 1.000 personel, Satgasda 9.866 personel, Satgasres 10.342 personel, hingga Linmas 131.132 personel.
Advertisement
"Yang paling penting kita adalah kebersamaan, semua stakeholder yang harus ikut bertanggung jawab menjaga Jakarta aman. Saya yakin dengan modal soliditas, pemerintah, TNI-Polri dan seluruh masyarakat yang akan sadar akan pentingnya keamanan dan saya yakin ini akan bisa diwujudkan," tutur Karyoto.
Pada gelar pasukan hari ini, pasukan gabungan juga melakukan simulasi pengamanan saat kondisi ricuh. Di mana massa pendukung salah satu calon presiden yang sedang berkampanye, disusupi provokator.
Dengan sigap petugas pun menampilkan skema pencegahan dan pengamanan terhadap provokator yang langsung diamankan.
"Adanya latihan persiapan, ini hanyalah antisipasi Jaga jaga, bagaimana kita melakukan protap dengan benar dan baik. apapun yang kita hadapi adalah masyarakat kita," kata Karyoto.
"Pesta demokrasi mudah-mudahan tidak membantah tujuan dari pada pesta demokrasi itu sendiri. dan kita Sebagai aparat harus betul-betul siap menjalankan tindakan dari tahap preemtif, preventif sampai dengan represif dengan cara yang benar dan baik," tambah dia.
Pangdam Jaya Optimistis
Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan mengaku sangat optimisris pihaknya bersama Polda Metro Jaya dapat menjaga keamanan selama pemilu berlangsung di Jakarta dan sekitarnya.
"Saya bisa yakin bahwa semua pelaksanaan dan ancaman gangguan yang akan dimungkinkan terjadi dapat kita atasi bersama sama," ucap dia.
Keyakinan itu, kata Hasan, diperkuat dengan simulasi yang telah dilakukan para prajurit. Hal itu setidaknya memberikan gambaran bagaimana metode pengamanan saat pemilu nanti.
"Berbagai hal yang sudah kita antisipasi kedepannya sebagai ancaman atau sebagai gangguan yang bisa merusak atau mengganggu proses jalannya pesta demokrasi di tahun 2024," kata dia.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka
Advertisement