Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan banyak berguyon dengan kata 'Amin' dalam Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Para peserta pun turut menanggapi candaan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan sahutan Amin.
Diketahui, kata Amin digunakan sebagai singkatan pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Baca Juga
|Nah pemegang otoritas ini akan berganti di 2024 besok, akan berganti. Nah yang menentukan siapa pemegangnya ya Bapak Ibu sekalian. Kalau ini mau dilaksanakan ya amanahnya harus diaminkan," tutur Anies di Rakernas LDII, Ponpes Minhaajurrasyidiin, Jakarta Timur, Kamis (9/11/2023).
Advertisement
"Aminn," sahut hadirin.
Anies mengulas tentang perbaikan kualitas manusia Indonesia yang memerlukan akhlak sebagai pondasinya. Salah satunya adalah sifat jujur, yang kemudian kembali menjadi bahan guyonan.
"Iya sidik, amanah, tabliq, fathanah. Amin," kata Anies menanggapi candaan hadirin.
"Aminnn," jawab hadirin.
Sebelumnya, bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan menyatakan memiliki agenda utama dalam memajukan bangsa Indonesia, yakni pembenahan kualitas manusia khususnya di kawasan timur. Menurutnya, ketimpangan itu tentu sangat memprihatinkan.
Anies memaparkan lewat data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut provinsi secara rata-rata berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik tahun 2022.
"Yang putih Jawa, Sumatera. Yang kuning Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua, Maluku. Ini adalah Indeks Pembangunan Manusia. Di Sumatera dan Jawa angkanya 69,83 tahun 2013. 69,47 di ujung paling timur, itu tahun 2022 (baru mencapai angka itu). Artinya apa, telatnya satu dekade," tutur Anies di Rakernas LDII, Ponpes Minhaajurrasyidiin, Jakarta Timur, Kamis (9/11/2023).
Anies Soroti Kualitas Manusia Indonesia: Kawasan Timur Tertinggal Satu Dekade
Anies menyatakan, kondisi tersebut tidak bisa diabaikan terus menerus. Pasalnya, ketertinggalan dapat terus terjadi semakin jauh dan menjadi lebih sulit penanganannya.
"Kalau kita biarkan terus ini, tidak ada keseriusan, maka ketimpangan itu akan semakin meluas. Jadi ketika tadi mendengar apa yang disampaikan tentang pembangunan kualitas manusia, maka sudah saatnya kita membereskan ini secara teritorial," ucap dia.
"Ini yang ingin menjadi agenda utama. Kalau ini kita bereskan, Insyaallah terjadi peningkatan kualitas manusia yang merata di Indonesia," sambung Anies.
Lebih lanjut, Anies pun membahas penggunaan kalimat Sumber Daya Manusia atau SDM yang kini tidak lagi digunakan di dunia internasional.
"Dan kalau boleh usul, kita menggunakan istilah kualitas manusia daripada SDM. Kalau kita menggunakan SD kemudian M, maka kita menempatkan manusia sebagai faktor produksi, manusia sebagai sumber daya. Sementara kita semua sedunia sudah mulai berpandangan pembangunan kualitas manusia, bukan pembangunan sumber daya manusia. Sehingga konteksnya lebih luas," Anies menandaskan.
Advertisement
Anies Curhat Bertahun-tahun Digebukin NasDem, Tapi Diusung Jadi Bakal Capres di Pilpres 2024
Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan mengaku bertahun-tahun mendapat tekanan dari Partai NasDem, khususnya saat Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta dan selama menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Namun begitu, semangat perubahan malah membuatnya diusung oleh partai tersebut menjadi bakal capres di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
"Kami melihat agenda utamanya adalah bukan tentang saya, bukan tentang Gus Imin, bukan. Kami ini dalam situasi mendapatkan amanat. Kami tidak mendirikan sebuah partai, kami tidak mengumpulkan dana untuk mengambil kewenangan. Kami mendapatkan panggilan, berbagai partai memutuskan kami ingin Indonesia berubah. Dan mereka yg menginginkan perubahan itu mengalami tantangan luar biasa," ujar Anies di Rakernas LDII, Ponpes Minhaajurrasyidiin, Jakarta Timur, Kamis (9/11/2023).
Anies Baswedan mengulas saat Pilkada DKI Jakarta, Partai NasDem mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Namun setelah dirinya memenangkan pertarungan demokrasi dan memimpin Ibu Kota, kinerjanya pun dapat dilihat secara objektif.
"Kalau saya ceritakan Partai NasDem itu yang pertama mendukung menominasikan. Saya bukan anggota NasDem, dan Partai NasDem itu Pilkada DKI mendukungnya Pak Basuki, dan bertahun-tahun saya digebukin terus sama partai dan televisinya," ucap dia.
"Tapi apa yang terjadi, justru mereka melihat apa yang dikerjakan di Jakarta dan mereka memutuskan untuk melakukan perubahan. Dan ketika mereka melakukan perubahan tantangannya menjadi besar," sambung Anies.
Ada Tantangan Besar
Menurut Anies, tantangan besar bagi pihak yang ingin melakukan perubahan, disalahpahami oleh berbagai pihak. Hasilnya, kata dia, terjadi tekanan dan gangguan yang sangat besar serta berat, termasuk dalam kontestasi Pilpres 2024.
"Kenapa, karena ada pemegang status quo yg tidak ingin perubahan. Itulah sebabnya muncul tantangan yang amat besar. Sementara perubahan yang mau didorong itu bukan perubahan pergantian orangnya, perubahan paradigma," kata dia.
"Perubahan cara kita mengelola negeri ini, cara kita memandang pembagian sumber daya di negeri ini. Karena kita ingin setiap kita bisa menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri. Bukan kita menjadi pembuka pintu yang di luar untuk masuk ke dalam saja," Anies menandaskan.
Advertisement