Liputan6.com, Jakarta Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Rizki Aljupri meragukan keabsahan pernyataan politikus senior PAN Yasin Kara.
Rizki mempertanyakan pernyataan Yasin Kara yang menyebut sebanyak 75 persen kader PAN mendukung Anies-Muhaimin buntut dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres. Apalagi Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) memutuskan hakim konstitusi yang menyidangkan perkara itu telah melanggar etik.
Baca Juga
"Sepengetahuan saya Pak Yasin Kara sudah lama tidak aktif di PAN. Maju sebagai caleg dalam pemilu tahun depan pun tidak. Jadi sangat tidak elok jika sekarang tiba-tiba berbicara atas nama PAN." Kata Rizki kepada Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (11/11/2023).
Advertisement
Kemudian, kader muda PAN ini menyatakan bahwa seluruh struktur PAN, dari tingkat pusat hingga kecamatan, sepenuhnya mendukung instruksi Ketua Umum Zulkifli Hasan untuk mengamankan kemenangan Prabowo-Gibran dalam pilpres 2024.
"Arahan dari Ketua Umum sudah sangat clear, seluruh mesin partai bergerak untuk kemenangan PAN di pileg, dan kemenangan pasangan Prabowo-Gibran di pilpres. Kami samina wa athona, dengan perintah Ketum," ucap Rizki.
Calon anggota DPR RI dari Brebes-Tegal ini juga menyampaikan pandangannya bahwa terdapat tren positif sejak pengumuman pasangan Prabowo-Gibran menjadi pasangan capres-cawapres.
"Semua survei menunjukkan bahwa elektabilitas Pak Prabowo dan Mas Gibran semakin hari semakin melesat. Ini menunjukkan bahwa masyarakat kita senang melihat ada representasi generasi muda yang ikut serta dalam kontestasi pilpres tahun depan," kata Rizki.
Dukung Gibran Jadi Cawapres, PAN Bantah Tersandera
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI Saleh Partaonan Daulay menegaskan bahwa PAN tidak pernah tersandera dalam proses penetapan calon wakil presiden (cawapres).
Dia menjelaskan bahwa keputusan akhir untuk mengusung Erick Thohir sebagai cawapres Prabowo Subianto merupakan hasil dari musyawarah mufakat dengan PAN.
Hal ini merespons isu yang menyatakan bahwa pimpinan partai politik dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) disebut tersandera hingga harus memutuskan mendukung Gibran Rakabuming Raka sebagai pendamping Prabowo.
"Partai Amanat Nasional tidak tersandera. Bapak tahu sampai last minute. Terakhir itu, partai nasional tetap mengusung Erick Thohir sebagai cawapresnya. Jadi kami tidak pernah tersandera," kata Saleh dikutip Liputan6.com dari Youtube Indonesia Lawyers Club, Kamis (9/11/2023).
Saleh juga menyoroti liputan media terkait pengumuman calon wakil presiden (cawapres) dari koalisi Indonesia Maju.
Menurutnya, hingga detik terakhir sebelum penetapan, nama Erick Thohir tetap berada dalam sorotan. Keputusan akhir untuk mengusung satu nama adalah hasil dari musyawarah mufakat yang dilakukan dalam koalisi.
"Di media yang sampai detik pada saat satu hari sebelum penetapan cawapresnya Prabowo itu, kita masih tetap Erick Thohir. Yang mana yang tersandera. Kalau pada akhirnya koalisi Indonesia Maju memutuskan satu nama, kami ikut itu. Kenapa? Kami ambil musyawarah mufakat," jelasnya.
Advertisement
PAN Bantah Dipaksa Dukung Prabowo-Gibran
Saleh juga mengingatkan bahwa keikutsertaan PAN dalam koalisi ini bukanlah hasil dari paksaan. Dia menjelaskan bahwa sebelum memutuskan untuk bergabung dengan KIM di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, PAN telah melakukan banyak pertimbangan dengan serius.
"Kami di koalisi ini datang bukan dipaksa. Bukan dipaksa. Pertama kali kami dulu datang ke PDI Perjuangan. Ada record-nya saya datang di situ. Saya hadir di acara di Semarang, Ganjar datang. Iya kan kita datang, jadi ada proses ini untuk menentukan pilihan. Pada akhirnya kami memilih untuk bergabung dan Prabowo," jelas Saleh.
Terkait dengan isu pengusulan Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto, Saleh menyatakan bahwa PAN mendukung putusan KIM.
"Kami mendorong elektrik sebagai pendamping. Walaupun belakangan nanti putusan dari koalisi Indonesia Maju tetap ke Gibran kita tidak ada masalah," pungkasnya.
Strategi PAN Menangkan Prabowo-Gibran
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan merinci strategi yang telah dibahas bersama dalam rapat Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat pada Kamis malam (9/11/2023).
Politikus yang akrab disapa Zulhas itu juga menyoroti pentingnya keselarasan agenda kampanye di antara partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung pasangan Prabowo-Gibran.
"Pertama, kita mengatur agenda ya dengan partai-partai tentunya dan seluruh tim agar memiliki irama yang sama mengenai agenda, satu. Jadwal Pak Capres, dua. Jadwal Wapres ya kan tiga, tentu," kata Zulhas.
Selain itu, Zulhas juga menjelaskan rencana koalisi ini akan mencakup solidaritas dalam visi, misi, serta sinergi program dan agenda dari tingkat pusat hingga kabupaten di seluruh provinsi.
Koalisi Indonesia Maju juga telah membahas mengenai berbagai isu yang akan dihadapi selama kontestasi pemilu 2024, termasuk pertimbangan atas isu-isu lainnya.
"Tadi kita juga menyamakan karena isu-isu untuk menghadapi apa kontestasi ini. Tentu ada isu, isu dan sebagainya," ujar Zulhas.
Selanjutnya, dia juga menekankan perlunya koordinasi yang efektif antar-parpol dan elemen pengusung Prabowo-Gibran dalam penyebaran informasi melalui berbagai media, termasuk media sosial.
"Oleh karena itu, tim kami banyak partai, partai juga banyak. Termasuk media sosial dan lain-lain itu harus seirama sehingga punya gaung-gaung atau intonasi atau misi visi. Suara yang sama dan kuat. Efeknya itu kira-kira itu dan waktu yang terbatas," ucap Zulhas.
Advertisement