Jelang Debat Capres Terakhir, Siti Atikoh: Mas Ganjar Semangat

Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti memberikan semangat kepada suaminya yang sebentar lagi akan menghadapi debat capres terakhir pada 4 Februari 2024.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 29 Jan 2024, 11:05 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2024, 11:05 WIB
Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti
Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti mengunjungi pabrik sepatu di Jalan Dokter Soetomo, Serning, Bareng, Kabupaten Jombang, Senin (29/1/2024). (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti memberikan semangat kepada suaminya yang sebentar lagi akan menghadapi debat capres terakhir pada 4 Februari 2024.

Hal ini disampaikannya menjawab pertanyaan wartawan, usai mengunjungi pabrik sepatu di Jalan Dokter Soetomo, Serning, Bareng, Kabupaten Jombang, Senin (29/1/2024).

“Mas Ganjar semangat. Bunda yakin ayah pasti akan menjalaninya dengan baik,” kata Atikoh.

Adapun, rencananya debat akan membawakan tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia dan inklusi.

Atikoh pun mengungkapkan, aspirasi yang diterimanya saat blusukan juga akan menjadi masukan kepada Ganjar Pranowo.

“Kalau  terkait dengan aktivitas sebuah perusahaan itu juga perlu didukung oleh iklim dari Indonesia yang kondusif. Baik itu secara politik ekonomi maupun ada insentif-insentif untuk para pengusaha. Sehingga investor juga akan tertarik untuk bisa menanamkan modalnya di Indonesia,” ungkap Atikoh.

Soal ketenagakerjaan, Siti Atikoh mengungkapkan program Ganjar-Mahfud MD jika terpilih, yaitu membuka lapangan kerja 17 juta.

“Tenaga kerja di Indonesia kan programnya Ganjar-Mahfud, itu membuka lapangan kerja 17 juta. itu juga harus disiapkan dengan SDM yang berkualitas yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Apa itu mau ekonomi kreatif, apa itu mau di manufaktur, apa atau di sisi yang lain. Itu tentu ya,” tutur Siti Atikoh.

Komitmen Ganjar-Mahfud Akan Pendidikan

Terkait pendidikan, lanjut dia, adalah komimen Ganjar-Mahfud akan memberikan anak dari keluarga tidak mampu untuk bisa meraih pendidikan sampai perguruan tinggi.

“Kemudian dari sisi untuk si perempuan sendiri untuk pemberdayaan itu nanti banyak sekali program-program bagaimana perempuan bisa dilibatkan dalam pelatihan-pelatihan, disesuaikan tentu dengan dia kemana, keahliannya itu di mana sehingga perempuan itu benar-benar bisa berkompetisi juga,” pungkasnya.

Menyambangi Pabrik

Sebelumnya, Siti Atikoh menutup safari politik di Jawa Timur, ke sebuah pabrik sepatu di Jalan Dokter Soetomo, Serning, Bareng, Kabupaten Jombang.

Ratusan karyawati yang mengenakan polo berwarna pink dan lainnya berkaus berkelir merah tampak menyambut Atikoh di area halaman pabrik.

Atikoh tampak menyalami satu persatu karyawati yang berdiri berjejer. Beberapa pekerja lainnya tampak mengacungkan jari tiga sembari menanti giliran berjabat tangan dengan ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar itu.

Atikoh bertemu pemilik pabrik sepatu setelah wanita kelahiran Jawa Tengah itu menyalami para karyawati di area halaman.

Sang pemilik lalu mempersilakan Atikoh yang hadir didampingi Wasekjen PDI Perjuangan Sadarestuwati untuk memasuki area dalam pabrik.

Mantan wartawan itu selama di area dalam pabrik, melihat proses pembuatan sepatu dari pengemasan, perekatan, pengeleman, hingga pengecekan.

Wanita kelahiran Jawa Tengah itu menyebut mayoritas pekerja pabrik sepatu di Bareng, Jombang, Jawa Timur ialah wanita.

Atikoh tentu menyambut positif langkah pabrik yang mempekerjakan wanita sebagai upaya dunia usaha memberdayakan perempuan.

"Tentu ini adalah bagian dari pemberdayaan perempuan dan perempuan itu bisa jadi sosok yang mandiri dan bisa berkontribusi juga dari sisi ekonomi dan bagi penggerakan roda perekonomian baik keluarga maupun masyarakat bangsa dan negara," ujarnya, Senin.

Namun, Atikoh menyebut para karyawati ke depannya perlu dibekali pendidikan agar mereka memiliki kemampuan berdaya saing.

"Tentu perlu dibekali juga dengan peningkatan kapasitas, baik dari sisi secara profesional dari sisi manjemennya maupun dari sisi mereka diberi akses yang luas terkait dengan pendidikan maupun dari sisi ekonomi," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya