Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil merupakan sosok yang sangat Pancasilais. Penilaian itu disampaikan oleh Billy Mambrasar, Juru Bicara pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) untuk menanggapi berita miring yang menyebut Ridwan Kamil adalah sosok yang dianggap intoleran.
"Dengan tegas saya mengatakan bahwa Ridwan Kamil adalah sosok Pancasilais sejati yang menjunjung tinggi nilai-nilai keragaman dan inklusivitas," kata Billy dikutip Selasa (8/10/2024).
Baca Juga
Sebagai seorang diaspora yang telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun, Ridwan Kamil memiliki pengalaman langsung hidup di tengah masyarakat multikultural. Bagi Ridwan Kamil, perbedaan bukanlah tantangan, melainkan sebuah kekuatan yang harus diembrace dan dimanfaatkan untuk memperkuat Jakarta sebagai kota yang inklusif dan dinamis.
Advertisement
Menurut Billy, Ridwan Kamil memiliki rekam jejak panjang sebagai pemimpin yang inklusif dan pro-keberagaman. Selama menjabat sebagai Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, berbagai inisiatif dan program lintas agama terus didukungnya.
Ini terbukti dari peningkatan signifikan, sebesar 7,12 poin angka Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Jawa Barat dari 72,6 poin pada 2016 menjadi 79,72 poin pada 2022. Peningkatan ini mencerminkan tingginya semangat toleransi di kalangan warga Jawa Barat, dengan lebih dari 90% masyarakat menunjukkan sikap terbuka terhadap keberagaman keyakinan.
Angka Indeks Kerukunan Beragama di Jawa Barat melampaui angka rata-rata secara nasional yang berada di 75,36%. Ini menjadikan Jawa Barat di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil menjadi salah satu provinsi dengan tingkat kerukunan agama terbaik.
"Di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, Jawa Barat yang sebelumnya dinilai rentan terhadap konflik berbasis agama, justru berhasil menjaga stabilitas dan kerukunan antar umat beragama," terang Billy.
Oleh karena itu, Billy membantah tudingan miring yang menyebutkan Ridwan Kamil hanya fokus menghadirkan program untuk satu agama tertentu saja, yaitu Islam lewat Magrib Mengaji. Gerakan Magrib Mengaji, kata Billy, bukanlah gerakan baru atau eksklusif karena telah ada sejak era Gubernur Anies Baswedan, yang dimulai pada tahun 2019 di bawah koordinasi Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual Pemprov DKI Jakarta.
“Ini bukan masalah eksklusivitas agama, melainkan kebutuhan masyarakat yang mayoritas beragama Islam. Namun, umat beragama lain akan difasilitasi secara adil dengan cara yang sesuai,” tambah Billy.
Program Jaga Kerukunan Umat Beragama
Pasangan RIDO akan melanjutkan dan membenahi pelaksanaan program ini untuk memastikan bahwa manfaatnya dirasakan lebih luas. "Ini adalah bentuk apresiasi terhadap tradisi yang sudah lama ada di masyarakat muslim. Namun, pasangan RIDO berkomitmen bahwa program keagamaan lain juga akan mendapatkan perhatian yang sama, sehingga menciptakan Jakarta yang inklusif bagi semua pemeluk agama," ujar Billy.
Billy menjelaskan, pasangan RIDO juga memiliki program strategis untuk menjaga kerukunan umat beragama di Jakarta, termasuk Dana Operasional Rumah Ibadah yang akan mendukung kegiatan operasional dan layanan sosial di semua rumah ibadah. Selain itu, program Jakarta Harmoni juga dihadirkan untuk memfasilitasi ruang dialog antara tokoh agama, pemuda, dan masyarakat dari berbagai agama untuk membangun perspektif yang saling menghargai.
"Pasangan RIDO berkomitmen untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang maju, toleran, dan berkeadaban, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Mari kita laksanakan Pilkada ini dengan damai, penuh keceriaan, tanpa hoaks dan fitnah yang dapat memecah belah kita sebagai bangsa,” katanya.
Advertisement