3 Kelakuan Nyeleneh Caleg yang Gagal ke Parlemen

Pemilu 2019 banyak menyisakan cerita. Terutama cerita-cerita tentang caleg. Ada yang pesimis bisa lolos menjadi anggota dewan sampai insiden pemukulan.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2019, 07:32 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 07:32 WIB
Petugas KPPS di Semarang Kenakan Pakaian Adat Nusantara
Petugas KPPS melihat warga yang akan memasukkan surat suara dalam kotak di TPS 7 Panggung Lor, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/4). Para petugas mengenakan pakaian khas Nusantara untuk menghibur dan menarik warga dalam memilih di Pemilu 2019. (Liputan6.com/Gholib)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan pencoblosan Pemilu 2019 telah selesai. Saat ini proses selanjutnya adalah penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU.

Usai Pemilu 2019, banyak menyisakan cerita. Terutama cerita-cerita tentang caleg. Ada yang pesimis bisa lolos menjadi anggota dewan sampai insiden pemukulan. Berikut ceritanya:

1. Caleg Lakukan Rukiah

Caleg Partai Gerindra, berinisial YA mulai gundah lantaran perolehan suaranya tak mencapai target untuk lolos. Dia kemudian melakukan ritual rukiah karena mulai menunjukkan gejala-gejala depresi. Caleg DPRD Kabupaten Cirebon itu dirukiyah di Padepokan Anti Galau di Desa Sinarrancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Ketika datang di Padepokan, YA langsung dimandikan air kembang.

"Itu awalnya saja, agar dia tenang dan kembali lagi bersemangat, bangkit, karena gagal ke parlemen itu bukan akhir segala-galanya," kata Pemimpin Padepokan Anti Galau, Ustaz Ujang Al Busthomi.

2. Sindir Bantuan Untuk Masjid

Caleg DPR RI dari Partai Nasdem Dapil Maluku Utara Ahmad Hattari membuat warga emosi. Sebab Ahmad sempat menyindir sejumlah sumbangan ke masjid seperti karpet. Sindiran Ahmad merupakan bentuk kekecewan lantaran dia hanya meraup sedikit suara sehingga terancam gagal menjadi anggota dewan.

"Saat itu, Ahmad Hattari melampiaskan kekecewaannya atas perolehan suara di Kelurahan Tomalou yang hanya mencapai 700 suara. Padahal dia merasa selama ini memberikan bantuan di kelurahan tersebut yang berdampingan Kelurahan Gurabati, tempat tinggal Ahmad Hattari," kata seorang warga, Nurdin Conoras.

3. Aniaya Petugas KPPS

Caleg dari Partai Gerindra berinisal R menganiaya Ketua KPPS di Sulawesi Selatan, Baharuddin Effendi. Caleg di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan tersebut diduga tak terima ada suaranya yang tidak sah ketika penghitungan suara berlangsung. Korban sempat berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke ruangan lainnya. Namun pelaku dapat menemukannya.

"Akibat penganiayaan korban mengalami luka memar pada bagian mata, muka, dan kepala," ujar Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani.

Belum diketahui Baharuddin ini caleg DPR pusat atau daerah. Kasus penganiayaan ini tengah ditangani oleh pihak kepolisian.

 

Reporter : Desi Aditia Ningrum

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya