Liputan6.com, Jakarta - Harga tanah di sepanjang jalur light rapid transit (LRT) diprediksi akan meningkat tajam hingga 75 persen dalam tiga tahun ke depan atau pasca proyek tersebut selesai.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit bahkan memprediksi harga tanah di jalur LRT bisa naik hingga lima kali lipat dibanding kenaikan tanah normal sekitar 10-15 persen per tahun.
"Kalau proyek LRT selesai pada 2018, maka lahan di sekitarnya mungkin sudah naik 50-75 persen dari sekarang," ujar Panangian saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (11/12/2015).
Oleh karena itu, dia memprediksi kawasan timur Jakarta terutama di kawasan sekitar jalur LRT bakal menjadi lokasi properti paling bersinar baru di Bodetabek. Bahkan bukan tidak mungkin mampu menyaingi posisi Serpong (Tangerang) di kawasan barat Jakarta.
Baca Juga
Namun Panangian menyayangkan pembangunan LRT tidak dimanfaatkan pemerintah dengan "mengamankan" lahan-lahan potensial untuk dibangun rumah susun milik bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Padahal belajar dari pengalaman banyak negara maju, kawasan suburban yang ditunjang modal transportasi massal dihuni banyak kelas menengah bawah.
"Yang terjadi sekarang, justru belum lagi LRT dibangun, lahan-lahan potensial disitu sudah dibeli pengembang termasuk BUMN," kata Panangian.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda pun berpendapat sama. Dia memproyeksikan potensi pasar properti paling bersinar ke depan berada di koridor timur terutama Bekasi.
Menurut Ali, Bekasi memiliki potensi besar ke depan, dengan adanya rencana pembangunan jalan tol lingkar luar Cimanggis-Cibitung (Cimaci) dan Cibitung-Cilincing-Tanjungpriok yang membuat Bekasi terkoneksi dengan seluruh tol di Jakarta.
"Saat ini Bekasi belum terkoneksi karena kedua tol masih dalam proses pembangunan, namun begitu terkoneksi maka pasar akan gila-gilaan pesat disana baik proyek residensial maupun kawasan industri. Kawasan Cakung bakal jadi sunrise property di masa mendatang," papar
dia.
Salah satu indikasi ekonomi Bekasi akan bertumbuh dan permintaan properti menengah akan bergeser ke daerah tersebut dapat dilihat dari besar Upah Minimum Regional (UMR) di Bekasi yang lebih tinggi dibanding DKI Jakarta.
Muhammad Rinaldi