Liputan6.com, Jakarta Sebagai pelengkap ranjang, bantal tidak boleh absen. Selain berguna untuk menyangga kepala saat tidur, bantal juga bermanfaat memberikan efek lelap yang membuat waktu istirahat semakin berkualitas.
Namun tahukah Anda, bantal yang tidak diganti selama lebih dari enam bulan bisa menimbulkan penyakit?
Dikutip daily mail, sebuah studi yang dirilis tahun 2014 lalu membeberkan fakta bahwa jutaan warga Inggris tidak mengganti bantal –termasuk selimut- mereka sesering yang seharusnya.
Advertisement
Jajak pendapat yang dilakukan dari hampir 2.200 pria dan wanita menunjukkan jika 82 persen dari orang tidak tahu seberapa sering mereka harus mengganti bantal.
Menurut Sleep Council, bantal semestinya diganti setiap dua tahun dan selimut harus dibuang setelah lima tahun.
Akan tetapi sebuah studi lain yang diungkapkan Ergoflex UK, menunjukkan bahwa pebalap Inggris rata-rata menggunakan bantal yang sama selama 3,2 tahun dan selimut hingga 7,6 tahun.
Survei pun mengungkapkan 57 persen dari warga Inggris hanya mengganti seprai mereka ketika warna mulai memudar atau bahan mulai rusak.
Akibatnya, para ahli mengatakan mereka seolah rela mempertaruhkan masalah leher dan penyakit lain yang disebabkan karena kurangnya kenyamanan serta kebersihan saat tidur.
Jenis penyakit lain yang bisa ditimbulkan karena tidak mengganti bantal seintensif mungkin adalah alergi dan jerawat.
Oleh karena itu, Dr Robert Oexman selaku Direktur Sleep to Live Institute menyarankan pemilik rumah untuk mengganti bantal di kamar tidur mereka minimal enam bulan sekali.
“Dari 20 persen orang yang menderita alergi, sekitar duapertiganya mungkin alergi terhadap tungau (binatang kecil berukuran 0,3 mm) dan debu yang hinggap di bantal. Terlebih jika alergi berlangsung pada pagi hari dan di malam hari,” katanya.
Mengapa penting?
Berikut Rumah.com jabarkan empat alasan utama tentang mengapa pentingnya mengganti bantal secara rutin.
1. Karena digunakan selama jangka waktu yang panjang, tidak heran jika bantal dipenuhi tungau, debu, ketombe, rambut rontok, kulit mati, minyak wajah, hingga air liur akibat tidur tertelungkup. Bakteri yang ditimbulkan secara alami inilah yang bisa mendatangkan berbagai penyakit.
2. Kemungkinan alergi akibat tidak rutin mengganti bantal akan meningkat pada orang yang menderita asma atau infeksi pernapasan lainnya. Ini juga berlaku bagi penderita alergi cuaca dingin yang gejalanya diikuti batuk dan hidung tersumbat.
3. Kabar baiknya, tungau dan debu tidak menimbulkan penyakit yang berbahaya, kecuali reaksi alergi. Namun, siapa yang ingin memeluk mereka saat tidur?
4. Imbas dipergunakan secara jangka panjang, maka bantal akan kehilangan volumenya dari hari ke hari. ini berarti, bantal yang sudah tipis dapat mengganggu kesenjangan antara kepala, leher dan bahu.
Jika terlalu banyak atau terlalu sedikit ruang antara kepala dan leher, maka dapat menyebabkan kerusakan pada tulang belakang pengguna. Oleh karena itu, mengganti bantal enam bulan sekali juga penting untuk menjaga celah dalam menciptakan keselarasan leher dan kepala.
Foto: Pixabay
Advertisement