Liputan6.com, Jakarta Kebutuhan hunian yang tinggi membuat bisnis properti semakin menarik untuk ditekuni. Nilai dan keuntungan yang berlipat ganda membuat bisnis ini nampak seksi sehingga begitu menggiurkan bagi para pebisnis baru. Maka jangan heran jika di beberapa kota besar kini banyak bermunculan klaster dan townhouse berukuran kecil.
(Baca juga: 7 Rahasia Top Developers Mencetak Sukses)
Umumnya mereka cukup mendirikan minimal enam atau delapan unit rumah yang didesain secara konseptual pada lingkungan perumahannya. Namun semudah itukah mengembangkan bisnis properti? Dengan ketersediaan tanah yang semakin terbatas, penggarap atau developer tentunya harus lebih teliti mencari tanah yang ideal untuk berinvestasi. Terutama jangan sampai terjebak dalam kepemilikan tanah sengketa atau tak bersertifikat.
Advertisement
Lantas, seperti apa kriteria kavling yang pas dan menguntungkan untuk dibangun menjadi perumahan? Simak beberapa poin yang dirangkum Rumah.com berikut ini.
1. Lokasi
Dalam investasi properti, pemilihan lokasi yang tepat merupakan prioritas utama. Hal ini memang akan berpengaruh pada harga jual yang sedikit lebih tinggi namun ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan sebagai acuan. Pertama-tama akses jalan minimal menuju perumahan yang bisa dilintasi mobil. Lebar jalan yang direkomendasikan kira-kira 5 sampai dengan 6 meter.
Setelah akses jalan, perhatikan juga posisi kavling dengan melakukan survei tanah secara langsung. Beberapa orang menghindari tempat tinggal yang dekat dengan jalur tegangan listrik tinggi (sutet), jalur pipa gas, pabrik industri, dan pinggiran sungai berarus deras.
Selain itu, cek keberadaan akses dan fasilitas publik yang bisa melengkapi aktivitas harian di sekitar lokasi kavling. Misalnya akses transportasi umum, sekolah, rumah sakit dan pasar (pusat perbelanjaan).
2. Status dan Legalitas Kavling
Setelah yakin dengan kavling yang Anda pilih, cek kelengkapan surat beserta legalitasnya. Teliti surat kepemilikan tanah dengan kroscek ke Badan Pertanahan Nasional atau pejabat setempat seperti RT/RW hingga kelurahan dan kecamatan. Hindari jika ada keraguan dalam status kepemilikan tanah.
3. Kondisi Tanah
Pengembang atau kontraktor yang baik semestinya tidak mengabaikan kondisi tanah karena kondisi tanah yang baik tentunya akan menyokong kualitas bangunan dalam jangka panjang. Kontur tanah yang tinggi dan padat juga memudahkan Anda untuk membuat saluran air sehingga dapat mengalir dengan lancar dan mencegah potensi bencana banjir.
Ada baiknya juga jika Anda mencari tahu mengenai asal-usul tanah tersebut. Hindari jika ternyata sebelumnya di lokasi tersebut ada pemakaman, area pembuangan sampah, atau limbah. Pengetahuan yang baik mengenai ilmu feng shui juga bisa memandu Anda memilih kavling yang ideal dan prospektif untuk dipasarkan.
4. Potensi Area
Hal terakhir namun tak kalah penting adalah potensi area di lokasi kavling tersebut. Bagi para investor prospek properti menjadi pertanyaan pertama yang mereka ajukan. Untuk itu Anda harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai kondisi pasar dan prediksi properti dalam beberapa tahun mendatang.
Anda bisa bertanya dengan pejabat setempat atau pakar properti mengenai prospek infrastruktur dan kenaikan harga (Return of Investment) setiap tahunnya. Dan sebagai perbandingan ataupun referensi mengenai potensi dari sebuah perumahan simak ratusan informasi lengkap beserta review mendalamnya di sini.
Foto: Pixabay
Isnaini Khoirunisa