LRT Rampung, Jakarta Diprediksi Bebas Macet

Dengan adanya moda transportasi itu, warga Jakarta termasuk juga kaum urban diberi pilihan moda transportasi alternatif

oleh Fathia Azkia diperbarui 22 Mei 2017, 12:12 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2017, 12:12 WIB
LRT
Kendaraan melintas di samping proyek Light Rail Transit (LRT), Jakarta Timur, Rabu (22/3). Mega proyek senilai Rp 22,5 triliun tersebut ditargetkan selesai dan siap beroperasi pada Mei 2019. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Sebagai kota megapolitan, Jakarta hari ini tak lepas dari hiruk pikuk dan kepadatan yang seakan menjadi wajah utama Ibukota. Wajar saja, menurut data sensus kependudukan, Jakarta masih menempati urutan pertama kota dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, mengalahkan Surabaya di nomor dua.

Apalagi dengan keberadaan kaum komuter, yakni penduduk yang bertempat tinggal di luar Jakarta namun bekerja di Jakarta, menjadikan kemacetan lalu lintas di Ibukota semakin tak terbendung lagi.

Alhasil, diperkirakan Jakarta mengalami kerugian secara ekonomi mencapai Rp28,1 triliun per tahun imbas dari kemacetan yang terjadi. Karena itu, Presiden RI Joko Widodo segera menginstruksikan dibangunnya Light Rapid Transport (LRT) sebagai solusi.

Dengan adanya moda transportasi itu, warga Jakarta termasuk juga kaum urban diberi pilihan moda transportasi alternatif, dan diharapkan kemacetan akan berkurang.

Selain LRT, Pemerintah juga telah mengambil langkah strategis yakni dengan membangun sistem transportasi massal lainnya seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan Bus Rapid Transit (BRT).

Baca juga: Proyek LRT Mendongkrak Penjualan Rumah di Cibubur

Sementara pembangunan sistem transportasi massal seperti LRT, diproyeksikan mampu mengubah kehidupan warga Jakarta, dimana yang selama ini menggunakan sarana transportasi pribadi, beralih dan mau menggunakan sarana transportasi umum.

Tidak hanya moda transportasi saja, Jakarta juga dinilai memerlukan konsep kawasan Transit Oriented Development (TOD) sebagai solusi dari kemacetan.

Kawasan berbasis TOD diharapkan dapat menguntungkan masyarakat baik untuk hunian maupun komersial yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal.

Mudahkan Mobilitas Kaum Komuter

Guna mendorong terciptanya konsep tersebut, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, melalui Departemen Transit Oriented Development (TOD) & Hotel memberikan solusi kepada masyarakat dengan menghadirkan LRT City.

Kepada Rumah.com, Amrozi Hamidi selaku GM Transit Oriented Development & Hotel PT AdhiKarya (Persero) Tbk mengatakan, “Kami melakukan perencanaan dengan pendekatan pengembangan berbasis transportasi atau Transit Oriented Development (TOD) yang menurut kami suatu kebutuhan bagi Jakarta”.

“Kawasan hunian dan komersial terpadu yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal (LRT, BRT dll) ini, akan menjadi solusi atas kehidupan masyarakat Jakarta yang semakin hari semakin terjebak dalam kemacetan. Kedepannya, akan ada 21 kawasan yang kami kembangkan,” imbuhnya.

Baca juga: LRT Beroperasi, Cibubur–Cawang Cuma 15 Menit!

LRT City akan ada di beberapa titik jalur LRT. Dengan posisi yang sangat strategis dan kemudahan aksesibilitas yakni satu titik dengan stasiun LRT.

Kawasan LRT City terdiri dari 16,9 ha di Eastern Green Bekasi, 14,8 ha di Royal Sentul Park Bogor, 5 ha di Gateway Park Jati Cempaka, 0,4 ha di The Boutique Bekasi Barat, 1,2 ha di Cikoko of LRT City, serta 11,5 ha di Ciracas of LRT City.

Dengan total investasi lebih dari Rp 12 T, dalam beberapa tahun mendatang kawasan yang diberi nama “LRT City” ini akan menjadi pilihan bagi masyarakat yang membutuhkan hunian dengan kemudahan sistem transportasi.

“Ibaratnya, hanya cukup dengan selangkah untuk ke stasiun LRT yang akan membawa kepusat bisnis di Jakarta. Oleh karena itu, kami sangat optimistis LRT City mampu diserap pasar,” kata Djoko Santoso, (Manager Biro Pemasaran Departemen TOD dan Hotel PT AdhiKarya (Persero) Tbk.

Proyek LRT sendiri sudah diresmikan pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo pada 9 September 2015 lalu.

Pembangunan LRT yang merupakan bentuk upaya pemerintah dalam mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah Jabodetabek sudah diatur dalam Peraturan Presiden (PP) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Kereta Api Ringan atau Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.

Pembangunan LRT dilakukan secara bertahap, dengan total panjang 83,6 kilometer. Tahap pertama mencakup tiga trase, yaitu Cibubur-Cawang sepanjang 13,7 kilometer, Cawang-Dukuh Atas sepanjang 10,5 kilometer (Tahap I A) dan Bekasi Timur-Cawang sepanjang 17,9 kilometer (Tahap I B).

Untuk tahap kedua, total panjang lintasan LRT mencapai 41,5 kilometer, meliputi lintas layanan Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, Palmerah-Grogol. Seluruh tahap pembangunan diperkirakan rampung pada 2018.

Mau cari properti dekat LRT? Klik dan cari daftar pilihannya dengan harga mulai dari Rp500 Juta hanya di Perumahan Baru Rumah.com.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya