Liputan6.com, Jakarta Setiap orang tentu hanya ingin menikah satu kali dalam hidupnya. Oleh sebab itu banyak hal yang harus dipersiapkan agar pernikahan berjalan langgeng dan sesuai dengan harapan. Dan amit-amit, jangan sampai berakhir seperti kasus pembunuhan pegawai BNN.
(Baca juga: 5 Tanda Pacaran yang Serius dan Bisa Melangkah ke Pernikahan)
Sayangnya, banyak orang yang terburu-buru menikah ketika merasa bertemu dengan pasangan idamannya. Maka tak jarang bila kita sering mendengar istri yang mengeluhkan sikap suaminya berubah setelah menikah atau sebaliknya.
Advertisement
Padahal mungkin masalahnya bukan pada perubahan sikap, namun karena ada perbedaan prinsip dan pendirian yang tidak disadari sejak awal. Nah, sebelum menyesal, coba tanyakan lima hal seperti yang dirangkum dari Rumah.com berikut ini kepada calon pasangan Anda.
1. Seberapa pentingkah agama
Dua orang yang menikah tidak hanya mengikat janji di mata manusia namun juga di mata Tuhannya. Maka sebelum berumah tangga, sangat penting untuk mengetahui seberapa religius pasangan Anda.
Kehidupan sehari-hari yang dijalankan bersama tentu tak terlepas dari aturan keagamaan. Mulai dari ibadah harian, adab bermasyarakat, sampai dengan pola asuh anak. Tidak heran ada banyak pasangan suami istri yang bercerai karena merasa tidak sejalan dalam prinsip beragama.
2. Utangku adalah hutangmu
Masalah keuangan menjadi hal nomor dua yang patut ditanyakan kepada calon suami. Pasalnya suami berperan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Untuk itu, Ia akan lebih banyak mengambil keputusan soal keuangan.
Namun apabila Anda memiliki sejumlah hutang sebelum menikah, apakah Ia mau melunasinya? Pasangan yang ideal adalah ia yang dengan ringan hati membagi materi dalam kondisi mudah maupun susah.
5 Pertanyaan yang Wajib Diajukan Sebelum Menikah
3. Sepuluh tahun dari sekarang
Laki-laki yang visioner dan memiliki tujuan yang jelas patut dipilih sebagai pendamping hidup. Oleh karena itu, coba tanyakan kepadanya mengenai tujuan yang akan dicapai 10 tahun mendatang.
Apakah kalian sudah memiliki dua anak dan tinggal di sebuah rumah pribadi bersama? Atau Ia berencana untuk pensiun dini dan mengembangkan usaha dari modal sendiri? Apapun itu, biarkan Ia mengutarakan rencana dan harapannya di masa depan.
Hanya saja penting untuk memastikan bahwa dalam kurun waktu sepuluh tahun tersebut Anda dan keluarga benar-benar sudah tidak tinggal di pondok mertua indah atau rumah kontrakan. Kesungguhannya untuk memiliki tempat tinggal sendiri perlu Anda jadikan pertimbangan.
4. Keluargaku juga keluargamu
Menikah juga diartikan sebagai penyatuan dua keluarga. Itu artinya Anda dan suami harus paham apabila sewaktu-waktu diminta tolong atau berinisiatif menawarkan bantuan kepada keluarga calon pasangan.
(Simak juga: Aneka pilihan lokasi perumahan dengan bujet di bawah Rp300 jutaan)
Meskipun terkesan basa-basi, namun wujud perhatian dan ketulusan hati yang diberi calon suami ke keluarga Anda bisa menjadi bukti keseriusan dalam membangun rumah tangga.
5. Serba-serbi pengasuhan anak
Sebelum menikah sangat penting mengetahui prioritas pasangan dalam memiliki dan mengasuh anak. Seperti, kapan mulai menjalankan program kehamilan? Berapa jumlah anak yang dikehendaki? Apakah akan menggunakan alat kontrasepsi?
Setelah dikaruniai anak, beberapa pertanyaan seputar pola asuh anak juga harus disepakati bersama. Jangan sampai Anda keberatan menjalani tugas sebagai ibu rumah tangga.
Dan yang tak kalah pentingnya juga menyiapkan dana untuk pendidikan anak kelak dengan asumsi kenaikan biaya setiap tahunnya.
Â
Isnaini Khoirunisa