Liputan6.com, Jakarta Listrik merupakan salah satu elemen penting bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Tanpa kehadiran listrik, aktivitas sehari-hari sudah tentu tidak akan mampu berjalan.
Mengingat begitu besar perannya, tak heran pesan masyarakat yang mengimbau hemat listrik selalu nyaring disuarakan.
Baca Juga
Menghemat penggunaan listrik tidak semata-mata untuk mengurangi tagihannya saja, melainkan juga turut andil dalam menjaga keseimbangan alam, terlebih meningkatnya isu pemanasan global.
Advertisement
Ada banyak cara berhemat listrik, tak sekadar menggunakan barang-barang yang hemat energi. Kebiasaan dalam menggunakan listrik itu sendiri punya andil lebih besar. Baca juga: Hati-hati! Jangan Tertipu Paket Subsidi Listrik PLN
Pemakaian Steker
Tak banyak orang yang menyadari, meskipun tidak dipakai, membiarkan steker listrik tetap terpasang ternyata menguras daya listrik. Untuk itu, pastikan untuk mencabut semua barang elektronik Anda jika tidak benar-benar dipakai. Biasakan untuk mengeceknya sebelum tidur malam.
Biasanya, penggunaan komputer desktop yang paling banyak menguras energi listrik. Barang-barang berikutnya yang perlu Anda cek, yaitu televisi, kipas angin, pemanas air, dan barang-barang kecil lain.
Gunakan Aplikasi dan Teknologi
Saat ini beberapa perumahan baru seperti Villa Sawangan Asri, Martadinata Residence, sampai Harmony East, menerapkan konsep rumah pintar di tiap unitnya. Berbeda fitur, namun intinya tetap mengusung kemajuan teknologi yang ujung-ujungnya berpengaruh terhadap konsumsi listrik di rumah.
Pada konsep smart home, segala pengaturan produk elektronik mulai dari televisi, DVD, sound system, hingga lampu, akan dikendalikan dalam sebuah gadget. Anda cukup mengontrolnya sehingga tidak perlu khawatir dengan jumlah remote yang banyak.
Salah satu produsen di bidang pencahayaan Philips Lighting juga baru-baru ini meluncurkan Lighting Application Center (LAC) yang diklaim bisa membuat masyarakat untuk konsisten dalam menghemat listrik.
Philips LAC menampilkan bagaimana integrasi dari teknologi LED, sistem kontrol pencahayaan, dan perangkat lunak, mampu menciptakan kegunaan dan layanan baru yang memberi manfaat aplikasi pencahayaan baru bagi konsumen.
Saksikan video cara menghemat listrik di rumah:
“Pencahayaan terkoneksi dapat menjadi tulang punggung kota pintar, di mana lampu bisa dinyalakan kapan saja dan di mana saja saat diperlukan, mengoptimalkan pengoperasian, menghemat biaya, dan membantu orang merasa lebih aman dan lebih nyaman,” jelas Rami Hajjar, Country Leader Philips Lighting Indonesia kepada Rumah.com.
Simak juga: Ini Dia! Rumah Rp500 Juta di Cluster Bebas Tiang Listrik
“Tidak hanya itu, fitur ini juga akan menunjukkan bagaimana integrasi teknologi LED, kontrol pencahayaan, dan perangkat lunak, memungkinkan fungsi dan layanan baru yang memampukan masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi-aplikasi baru.”
Sementara itu menurut Eric Rondolat, Chief Executive Officer dan Chairman dari Board of Management Philips Lighting, “Dengan menghubungkan lebih banyak perangkat, tempat, dan manusia melalui cahaya, kami mengubah sumber cahaya menjadi titik data, yang memungkinkan kami memberikan nilai lebih bagi masyarakat.”
“Pergeseran menuju pencahayaan terkoneksi membantu kami mengatasi tantangan global akan kebutuhan pencahayaan yang lebih hemat energi, dan mewujudkan apa yang paling penting yakni menghubungkan cahaya dan manusia.”
Advertisement
Pasang Alat Penghemat Listrik
Langkah terakhir yang bisa Anda terapkan adalah menggunakan alat penghemat listrik atau energy saver di rumah. Penggunaan alat ini dapat menekan biaya pemakaian listrik hingga 40%.
Alat ini sudah banyak beredar di pasaran. Bentuknya berupa kapasitor mini yang berfungsi menekan jumlah arus boros pada setiap peralatan listrik yang terpasang.
Syarat uang muka untuk beli rumah masih terlalu tinggi, bikin orang susah punya rumah. Bagaimana pendapat Anda? Suarakan pendapat Anda lewat survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index. Berhadiah total 10 juta untuk 5 pemenang!