Ramai-Ramai Bangun Hunian untuk Milenial

Bukan hanya pengembang lokal asal Indonesia yang punya konsentrasi khusus terhadap hunian bagi kaum milenial, faktanya beberapa pengembang asing pun tertarik untuk mendalami pangsa ini.

oleh Fathia Azkia diperbarui 05 Jul 2018, 11:53 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2018, 11:53 WIB
milenial beli rumah
Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta – Kebanyakan kaum muda dengan rentang usia 21 sampai 39 tahun saat ini lebih memprioritaskan leisure alias beli pengalaman daripada memikirkan tujuan investasi. Meski begitu, tingkat ketertarikan mereka terhadap properti baik rumah atau apartemen rupanya cukup besar.

Mengacu pada hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1-2018, sebanyak 63% responden mengaku berencana membeli rumah dalam 6 bulan ke depan. 

Marine Novita, Country Manager Rumah.com mengatakan, dari total responden yang optimistis membeli rumah, sebesar 44% berasal dari kelompok usia 21-29 tahun atau milenial muda. Sementara 35% lainnya berasal dari milenial tua, kelompok usia 30-39 tahun.

Hasil survei tersebut tentu menunjukkan kesadaran generasi milenial untuk memiliki hunian sendiri sudah cukup tinggi. (Jangan coba-coba beli rumah di pinggir kota tanpa menyimak ulasan wilayahnya di Area Insider Rumah.com)

Sayangnya masih ada kendala yang dialami milenial di antaranya uang muka, meskipun saat ini Pemerintah melalui Bank Indonesia telah melonggarkan kebijakan makroprudensial dalam bentuk Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Ratio dari fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Di satu sisi, suku bunga kredit yang dirasa masih tinggi juga dianggap sebagai kendala. Hal ini sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia 2017, bahwa faktor-faktor yang menjadi penghambat pertumbuhan bisnis properti itu adalah bunga KPR (20,36%).

Campur Tangan Pengembang

Bukan hanya pengembang lokal asal Indonesia yang punya konsentrasi khusus terhadap hunian bagi kaum milenial, faktanya beberapa pengembang asing pun tertarik untuk mendalami pangsa ini.

Dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan di kelas masyarakat ini, Daiwa House yang merupakan pengembang kenamaan asal Jepang memutuskan untuk memasuki pasar properti Indonesia dengan mengembangkan kawasan hunian berkualitas namun harga terjangkau.

Simak juga: Milenial, Jangan Tunda Lagi Rencana Beli Rumah!

“Kami memerhatikan permintaan yang muncul di pasar perumahan Jakarta. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, segmen kelas menengah dan menengah ke atas tumbuh dan permintaan mereka akan rumah meningkat dengan cepat. Akibatnya, kota Jakarta sangat padat setiap hari,” jelas Mr. Nobuya Ichiki, President Direktur PT. Sayana Integra Properti.

Untuk itu, pihaknya ingin membawa pengalaman dan keahliannya dalam menyediakan perumahan berkualitas terjangkau kepada kelas menengah Indonesia yang sedang berkembang. Daiwa optimistis, melalui proyek Sakura Garden City, permasalahan akan hunian yang terjangkau di Jakarta bisa teratasi.

Untuk mengembangkan properti ini, pihaknya membawa metodologi pembangunan yang telah disempurnakan selama bertahun-tahun dari Jepang. Salah satunya pengalaman dalam mendesain hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD).

Terlebih lokasi proyek hunian akan berada dekat jalur Light Rapid Transit (LRT) akan berhasil memberikan sesuatu yang berbeda bagi calon pembeli dan penghuni.

“Prinsip utama yang kami anut adalah tidak mengedepankan keuntungan, tetapi memberikan kontribusi kepada masyarakat terutama konsumen. Semua proyek yang dibangun harus memberikan nilai tambah di wilayah sekitarnya termasuk ramah lingkungan,” tukasnya.

Jika Anda merupakan pembeli hunian pertama dan masih ragu dengan rumah tinggal incaran Anda, tanyakan apa saja informasi yang dibutuhkan melalui Tanya Agen.

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya