Kapolri Resmikan Museum Hidup 'Hoofdbureau' Polrestabes Surabaya

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin mengatakan gedung ini kembali ke wajah awalnya dan banyak sejarah yang dilahirkan di sini.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 11 Okt 2015, 09:28 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2015, 09:28 WIB
Sejarah PT Pindad: Meriam kuno yang ditemukan di Surabaya
Sejarah PT Pindad: Meriam kuno yang ditemukan di Surabaya (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Seiring dengan bertambahnya usia bangunan peninggalan Belanda pada masa penjajahan, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti meresmikan museum hidup 'Hoofdbureau' yang telah lama dijadikan sebagai Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Mapolrestabes) Surabaya. Museum ini berada di Jalan Sikatan 1, Surabaya.

Badrodin mengatakan gedung ini kembali ke wajah awalnya dan banyak sejarah yang dilahirkan di sini.

"Selamat dan manfaatkan museum ini sebaik-baiknya," tutur Badrodin di sela-sela peresmian renovasi pelestarian cagar budaya dan museum hidup 'Hoofdbureau' di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 10 Oktober 2015 malam.

Dia menjelaskan bangunan ini memiliki nilai arsitektur dan sejarah tinggi, sehingga harus benar-benar terjaga meski pemimpinnya berganti.

"Jangan sampai ganti pemimpin maka berubah pula peruntukan gedung ini. Ingat, gedung inilah saksi pelucutan senjata tentara Jepang oleh pasukan polisi istimewa," imbuh Badrodin.

Ikon Baru

Badrodin juga berharap gedung ini, selain dijadikan sebagai kantor polisi, bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang sejarah serta lokasi pariwisata sekaligus ikon baru Kota Pahlawan.

"Surabaya sangat banyak gedung tua dan bersejarah. Jangan sampai tidak terawat, bahkan kumuh dan mengotori kota. Sebagai warga Surabaya, mari dijaga dan dilestarikan," tandas Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.

Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Yan Fitri mengaku bersyukur dan bangga atas peresmian museum yang memiliki arti kantor besar.

"Sebagai bangsa besar, maka sudah selayaknya tak melupakan sejarah. Kota ini memiliki sejarah besar, baik sebelum meraih kemerdekaan, hingga setelah merdeka," kata Yan Fitri.

Dia menyatakan, pihaknya selama 4 bulan ini, merenovasi dan bekerja sama dengan tim Cagar Budaya untuk menggali tapak-tapak sejarah, termasuk mengumpulkan data-data terkait 'Hoofdbureau'.

"Tim juga terus berupaya mencari dan mengumpulkan barang-barang bersejarah yang pernah berada di sini. Sejumlah temuan-temuan cagar budaya di sudut-sudut gedung juga menjadi harta paling berharga," pungkas Yan Fitri.

Peresmian museum hidup tersebut turut dihadiri Kapolda Jatim Irjen Anton Setiadji, pejabat Walikota Surabaya Nurwiyatno, sejumlah mantan orang nomor satu di kepolisian Surabaya, serta veteran-veteran Polri. Hadir pula 2 calon Walikota Surabaya, yaitu Tri Rismaharini dan Rasiyo. (Ans/Bob)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya