Petani Bali Bakal Dapat Asuransi Khusus

Jika digeluti dengan baik, pertanian akan menjanjikan penghidupan yang sama layaknya dengan pekerjaan di sektor lain.

oleh Dewi Divianta diperbarui 25 Des 2015, 16:05 WIB
Diterbitkan 25 Des 2015, 16:05 WIB
Tekan Beban Gagal Panen, Petani Butuh Asuransi
Jika digeluti dengan baik, pertanian akan menjanjikan penghidupan yang sama layaknya pekerjaan di sektor lain. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta begitu gembira kala memanen bawang bersama warga di Kintamani, Kabupaten Bangli. Sembari memanen bawang, Sudikerta menyebut sektor pertanian menjadi prioritas pembangunan Pemerintah Provinsi Bali untuk terus ditumbuhkembangkan.

Tujuannya tentu saja menjaga keselarasan kehidupan di bidang ekonomi. Ia menuturkan dalam mendukung peningkatan pertumbuhan sektor pertanian, Pemprov Bali terus menggenjot realisasi bantuan berupa 4 komponen yang dianggap sebagai penentu, yakni peningkatan infrastruktur, sarana prasarana produksi, sumber daya manusia, dan modal.

Pada acara gerakan pengembangan kawasan bawang yang difokuskan di Wantilan Banjar Srongga, Desa Songan B, Kintamani, Bangli, itu ia berencana membuat asuransi khusus bagi petani. Tujuannya untuk menanggung petani dari beban gagal panen.


"Sudah saatnya dipikirkan juga tentang adanya asuransi petani. Pentingnya asuransi pertanian yang akan membantu para petani menalangi kerugian akibat gagal panen," ucap Sudikerta, Jumat (25/12/2015).

Sudikerta juga mengajak masyarakat untuk menggalakkan minat bekerja di sektor pertanian. Menurut dia, jika digeluti dengan baik, pertanian akan menjanjikan penghidupan yang sama layaknya pekerjaan di sektor lain.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali IB Wisnu Ardhana dalam laporannya menyatakan, cabai dan bawang merah adalah 2 komoditas pertanian yang berpengaruh cukup signifikan terhadap terjadinya inflasi, selain padi dan kopi di wilayah Kintamani, Bangli.

"Kebutuhannya cenderung tetap setiap bulan. Di lain sisi, ketersediaannya berfluktuasi karena bersifat musiman, sehingga harga cenderung naik. Terutama saat hari-hari besar keagamaan," ucap Wisnu.**

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya