11 Warga Meninggal Dalam Sepekan, Bengkulu KLB Demam Berdarah

Saat ini 868 orang pasien DBD di seluruh rumah sakit di Kota Bengkulu dan 9 kabupaten.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 15 Jan 2016, 21:30 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2016, 21:30 WIB
Ilustrasi Demam Berdarah
Ilustrasi Demam Berdarah (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Bengkulu - Wabah demam berdarah dengue (DBD) mengancam warga di Provinsi Bengkulu. Dalam sepekan terakhir, sebanyak 11 orang meninggal dunia.

Perinciannya, 7 pasien meninggal di RSUD M Yunus Bengkulu dan 4 pasien meninggal di luar rumah sakit. Angka itu meningkat dari Desember 2015 di mana dari 115 kasus warga yang dirawat akibat DBD, 5 pasien meninggal.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Amin Kurnia menyatakan, peristiwa tersebut masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Ini sudah KLB. Dalam sepekan, bisa terjadi 11 kasus meninggal dunia. Masyarakat diminta waspada," ujar Amin di Bengkulu, Jumat (15/1/2016).

Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat, saat ini terdapat 868 orang pasien yang terjangkit virus DBD di seluruh rumah sakit di Kota Bengkulu dan 9 kabupaten. Jika tidak ditangani serius, jumlah itu sangat rentan bertambah.


Dengan status KLB, Dinkes Bengkulu berupaya memusnahkan nyamuk Aedes Aegepty sebagai sumber penyebaran bibit penyakit DBD. Itu dilakukan dengan mengasapi (fogging) wilayah yang diperkirakan sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut.

Pengasapan itu hanya penanggulangan sementara sebab hanya bisa mematikan nyamuk dewasa saja. Jentik nyamuk yang berada di air maupun kotoran tempat bersarangnya nyamuk masih bisa berkembang.

"Kita berharap masyarakat bisa melakukan gerakan bersama untuk membersihkan tempat yang diduga sebagai sarang jentik nyamuk agar tidak berkembang biak," kata Amin.

Anggota komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Agung Gatam menyatakan, dengan ditetapkannya status KLB DBD itu, seluruh dinas kesehatan kabupaten/kota se-Provinsi Bengkulu harus cepat tanggap.

"Ini sudah luar biasa dan diharapkan semua pihak bisa waspada," ucap Agung.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya