Mantan Guru Ngaji Cabuli dan Bunuh Keponakannya

Tindakan keji si paman gara-gara masalah pinjam meminjam sepeda motor.

oleh Raden Fajar diperbarui 29 Jan 2016, 13:12 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2016, 13:12 WIB
20151206- Aksi Stop Kekerasan Seksual-Jakarta- Faizal Fanani
Aktivis wanita dari Jaringan Muda menggelar aksi Stop Kekerasan Seksual saat Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (6/12/2015). Dalam aksinya mereka menolak kekerasan seksual dan stop perkosaan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Palembang - Seorang lelaki yang pernah menjadi guru mengaji, Somad (29) tega mencabuli dan membunuh keponakannya sendiri berinisial FH. Bahkan, ia mengajak serta 4 rekannya saat mencabuli keponakan perempuannya yang masih duduk di kelas 1 SMP itu.

Tindakan bejat warga Jalan Tanjung Api Api Lr Sekolahan, Komplek Griya Mitra RT 27 Kelurahan Talang Jambe, Sukarami, Palembang, terungkap setelah Polsek Talang Kelapa Banyuasing, Sumatera Selatan, menyelidiki penemuan mayat bocah perempuan di kolam galian C, Jalan Talang Keramat, Palembang.

Saat ditemukan Selasa, 19 Januari 2016, posisi korban menelungkup dengan kondisi muka sulit dikenali dan mulut mengeluarkan darah seperti habis dianiaya. Celana korban juga tak terpasang sempurna.


Setelah ditelusuri, korban ternyata menghilang dari rumah selama sehari. Terungkap pula sepeda motor Honda Beat merah berpelat BG 4628 ZQ yang digunakan korban pergi dari rumah untuk mengantar adiknya sekolah hilang.

Polisi awalnya menduga FH sebagai korban begal. Belakangan, polisi menemui kejanggalan dalam keterangan Somad yang tinggal serumah dengan FH. Tepat pada Jumat, 22 Januari 2016, Somad akhirnya dijemput polisi, bersama Toni, pelaku lain yang juga masih berkerabat dengan korban.

Keduanya, langsung ditangkap polisi dan diminta keterangan. Secara berturut-turut, polisi lalu mengamankan tiga tersangka lain, yakni Rinto (23), Rd (17), dan Ad (13).

"Pelaku terakhirnya, kami tangkap Senin (25/1/2016) berinisial AH. Usianya masih anak-anak dan masih sekolah. Sekarang kami titipkan ke orangtuanya," kata Kapolsek Talang Kelapa Kompol Padmo Arianto dalam gelar ungkap perkara, Kamis 28 Januari 2016.

Gara-gara Sepeda Motor

Padmo menyatakan perbuatan sadis kelima pelaku dilakukan di sebuah gubuk tua, sekitar 400 meter dari lokasi penemuan jasad korban. Saat kejadian, terungkap jika korban dipegangi pamannya Somad, saat pelaku lain memperkosa.

"Berturut-turut, Toni, dilanjutkan Rd, lalu Somad, Rinto, dan terakhir Ad. Saat itu pula diduga terjadi kekerasan. Baru setelah memerkosa korban, tersangka menceburkan korban ke dalam kolam bekas galian C itu," tutur Padmo.

Setelah semua tersangka mengungkap perannya masing-masing, tersangka Somad tak lagi dapat berkelit. Ia juga mengakui telah menjual sepeda motor yang dikendarai korban. Kepada polisi, Somad mengaku kesal dengan ayah korban, Taufik (42), kakaknya sendiri.

"Kami serumah, tapi dia terus yang menggunakan motor itu, jadinya kesal. Soal perkosaan, saat itu khilaf dan diajak oleh kawan-kawan," kata Somad.
 
Menurut Somad, sepeda motor yang jadi pangkal perkara dibeli dari uang hasil penjualan tanah mereka di Kota Bumi, Tangerang, sebelum pindah ke Palembang pada 2011. Lain lagi Toni, anak dari bibi Somad dan Taufik (ayah korban). Mukanya terlihat datar saat ditanyai alasannya ikut terlibat.

"Saya ni hanya ikut-ikutan. Memang saya yang pertama kali perkosa, setelah korban dipegangi Somad. Saya juga yang jual motor itu sama kawan seharga Rp 2 juta," aku Toni.

Sementara tersangka Ad, tersangka termuda, mengaku diberi uang Rp 50 ribu oleh Somad untuk mengawasi keadaan sekitar saat kejadian. “Waktu pemerkosaan, aku ikut juga. Sepulangnya beru dikasih Rp50 ribu,”cetus Ad.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya