Pangdam Soal Kebakaran Hutan: Jangan Tidur, Bos

Dinas Kehutanan dinilai Pangdam I Bukitbarisan tidak bekerja sungguh-sungguh, sehingga ada satu hal yang memicu kemarahannya. Apa itu?

oleh M Syukur diperbarui 07 Mar 2016, 14:31 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2016, 14:31 WIB
20150912-TNI Bantu Padamkan Kebakaran Lahan di Sumatera
Seorang petugas pemadam dari Kementerian Kehutanan Indonesia, bersama anggota TNI menyemprotkan air ke hutan lahan gambut di Parit Indah Desa, Kampar, Riau, Rabu (9/9/2015). Kebakaran lahan menyebabkan kabut asap di sejumlah wilayah. (REUTERS/YT Haryono)

Liputan6.com, Riau - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau semakin luas seiring berakhirnya musim hujan. Pemerintah Provinsi Riau, khususnya Dinas Kehutanan sebagai garda terdepan, dinilai tak mampu melakukan pencegahan.

Hal ini membuat Panglima Daerah Militer (Pangdam) I Bukit Barisan Mayjen TNI Ludewix Pusung kesal. Sebab, prajuritnya-lah akan kena batunya. Mereka harus memadamkan api di tengah hutan.

Kekesalan ini dipicu oleh sikap Dinas Kehutanan yang tidak memenuhi janjinya untuk menyediakan makanan bagi prajurit TNI yang turun langsung memadamkan titik api.

"Ternyata tidak ada dari pihak kehutanan," ucap Ludewix di ruang rapat koordinasi karhutla di Lapangan Udara Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin (7/3/2016).

Dia pun mempertanyakan kinerja Dinas Kehutanan membantu anggotanya di lapangan.

"Jangan kerjanya SMS terus. Jangan tidur, Bos. Ini situasi masih berada di Anda. Jangan menari-nari di atas penderitaan kami. Apa kerja kehutanan di lapangan," kata Ludewix.

Dia mengatakan TNI bersama Polri hanya membantu pemerintah daerah dalam mengatasi kehutanan hutan.

"Saya dan Kapolda hanya membantu bukan pembantu. Jangan anggap dan dikonotasikan saya pembantu Anda," ujar Ludewix.

Sementara, rapat lintas intansi di lanud ini untuk membahas sejauh mana perkembangan situasi kebakaran lahan di Riau. Titik api terus bermunculan dan meluas ke sejumlah lokasi hingga hari ini.

Berdasarkan data BMKG, sejak Februari hingga Maret 2016 Satelit Terra dan Aqua sudah memantau puluhan titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan serta lahan.

Senin pagi tadi, satelit memantau tujuh titik panas di Pulau Sumatera. Semuanya terdapat di Provinsi Riau dan tersebar di tiga kabupaten, yaitu Bengkalis, Kota Dumai dan Siak.

"Dari jumlah titik panas itu, tiga di antaranya merupakan titik api dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin kepada wartawan.

Menurut dia, titik api terdapat di Kota Dumai dan Siak. Koordinat titik api sudah disampaikan kepada masing-masing Satgas Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan untuk ditindaklanjuti.

Meski titik api sudah mulai banyak, jarak pandang di sejumlah kabupaten di Riau masih normal dan belum terganggu kabut asap dari kebakaran tersebut.

"Jarak pandang di Pekanbaru 5 kilometer karena cuaca mendung, Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu 6 kilometer, Dumai 8 kilometer dan Pelalawan 7 kilometer," kata Sugarin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya