Hilang Misterius, Direktur RSUP NTB Diduga Masih di Lombok

Kesimpulan polisi ini didasarkan hasil pemantauan tim penyelidik dari nomor telepon pribadi milik Direktur RSUP NTB.

oleh Hans Bahanan diperbarui 28 Mar 2016, 17:01 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2016, 17:01 WIB
Ilustrasi Dokter
Ilustrasi dokter. (Istimewa)

Liputan6.com, Mataram - Teka-teki keberadaan Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Nusa Tenggara Barat, Mawardi Hamri, yang dilaporkan hilang secara misterius, mulai menunjukkan titik terang. Menurut Kapolres Mataram AKBP Heri Prihanto, dokter Mawardi diduga masih berada di seputaran Pulau Lombok.

"Dari hasil pelacakan nomor telepon pribadinya, beliau diketahui masih berada di seputaran Lombok, tapi nomor teleponnya sudah tidak aktif lagi, jadi belum dapat dipastikan posisinya," ucap Heri di Mataram, seperti dilansir Antara, Senin (28/3/2016).

Selain melacak nomor telepon pribadinya, penyelidik juga telah berkoordinasi dengan otoritas Lombok International Airport (LIA). "Dari protokol bandara mengatakan tidak ada catatan manifes yang mengatasnamakan dokter Mawardi," ujar Heri.

Namun tidak menutup kemungkinan Direktur RSUP NTB asal Lombok Timur itu ke luar daerah melalui jalur darat. Apalagi, dokter Mawardi terakhir diketahui pergi menggunakan mobil.

"Ada kemungkinan dia ke luar daerah menggunakan jalur darat, karena terakhir beliau dilaporkan pergi menggunakan kendaraannya," beber Heri.

Hilangnya Direktur RSUP NTB ini pertama kali dilaporkan oleh seorang satpam yang bertugas di rumah dinasnya, yakni Sri Darmo.

Mawardi tidak kembali ke rumah setelah pergi pada Rabu malam pekan lalu dengan berpakaian rapi seorang diri tanpa didampingi sopir. "Beliau dilaporkan pergi dengan berpakaian rapi, lengkap dengan peci dan jas," tutur Heri.

12 Saksi Diperiksa

Sejauh ini, polisi sudah memeriksa 12 saksi dalam penyelidikan perkara hilangnya Direktur RSUP NTB dr Mawardi Hamry. "Sudah ada 12 saksi yang diperiksa, mereka berasal dari orang-orang terdekat H Mawardi, termasuk sekuriti yang bertugas di rumah dinasnya," sebut Heri.

Para saksi, memberikan keterangan mengenai kondisi terakhir H Mawardi sebelum dilaporkan hilang. "Jadi belum kita dapat pastikan apakah diculik atau lainnya, motifnya yang masih kita cari," ujar Heri.

Menurut keterangan Sri Darmo, anggota satuan pengamanan yang bertugas di rumah dinas tempat Mawardi tinggal, ia terakhir berkomunikasi dengan Direktur RSUP NTB pada Rabu 23 Maret lalu.

"Bapak mau pergi, tunggu di rumah, begitu pesan terakhir yang disampaikan dokter H Mawardi kepada sekuriti yang bertugas di rumah dinasnya itu," ucap Heri.

Heri mengatakan, polisi juga meminta keterangan dari keluarga Mawardi dan berkoordinasi dengan kantor-kantor kepolisian di NTB untuk menemukannya.

"Informasi dan foto yang bersangkutan sudah kita sebarkan kepada seluruh anggota dan polres lainnya. Kita juga berkoordinasi dengan tim operasional Polda NTB untuk melakukan pencarian," beber Heri.

Heri juga berencana berkoordinasi dengan tim Penanganan Kejahatan Siber Mabes Polri. "Karena ini sebenarnya bisa dilacak dari nomor telepon pribadinya," kata Heri.

"Tapi kita upayakan dahulu di sini, karena menurut informasi sementara yang kami dapatkan bahwa dokter H Mawardi masih berada di seputaran Lombok," Heri menegaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya