Liputan6.com, Yogyakarta - Malioboro sebagai salah satu ikon wisata Kota Jogja akan kedatangan ribuan wisatawan selama libur Lebaran 2016 ini. Di antara keramaian, selalu saja ada orang yang berusaha memanfaatkan kesempatan dalam konotasi negatif. Yakni, copet.
Kepala Bidang Pengendalian Operasional (Dalops) Dintib Kota Jogja Totok S mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Polresta Yogya untuk mengantisipasi copet yang berkeliaran di Malioboro. Kasus kecopetan di Malioboro menjadi tugas Polresta dan UPT Malioboro melalui Jogoboro.
"Polresta terlibat disini pasukannya turun malam dan siang juga. Kalau dari kita sendiri, kalau ada yang kecopetan dipersilakan lapor ke UPT Malioboro. Nanti kan disiarkan radio," ujar Totok, Selasa 5 Juli 2016.
Totok mengungkapkan, sudah membagi empat pos untuk mengantisipasi aksi copet di Malioboro. Setiap pos masing-masing diisi 13 orang. Pos pertama dimulai dari Po Teteg sampai Jalan Perwakilan atau selatan DPRD. Sementara, pos kedua mulai dari Jalan Perwakilan sampai Jalan Suryatmajan.
Berikutnya, pos ketiga dimulai dari Jalan Suryatmajan sampai Papringan. Dan, pos keempat mulai dari Papringan sampai Senopati atau titik nol.
Baca Juga
"Paling rawan-rawannya (copet) di pos IV dan III. Paling rawan itu di pos IV. Di tempat rawan akan kita perbanyak anggota, terutama di pos IV karena tingkat pelanggarannya banyak. Pengendara atau juga copet di pasar," ujar Totok.
Sementara itu, Kapolresta Yogyakarta AKBP Tommy Wibisono mengatakan untuk libur lebaran ini pihaknya sudah mengerahkan seluruh petugas untuk menangkap copet. Namun sejak awal puasa, pihaknya belum menerima laporan dan aduan kecopetan di Malioboro.
"Kita tegas. Kita kerahkan anggota di Malioboro untuk copet ini. Alhamdulillah, sejak awal bulan puasa belum ada laporan," ujar Tommy.
Â
100 Aparat
Demi memastikan tidak ada pelanggaran di Jalan Malioboro selama libur Lebaran, Pemkot Yogya telah menyiapkan lebih dari 100 personel. Tim yang terlibat dalam pengamanan ini dari Sat Pol PP, Linmas, Paksikaton Dishub Kota, Sat Pol PP wanita dan Jogoboro.
"H-6 sampai 16 Juli operasi Jogobaran fokus di Malioboro, menciptakan keamanan kenyamanan dan keselamatan bagi pengunjung yang datang ke Malioboro. Kita mobile di Malioboro, misal pengunjung kesulitan menyeberang, lalu mobil parkir di badan jalan, kita tertibkan. Harus steril dari parkir," ujar Totok di Dinas Pariwisata.
Totok mengatakan pengamanan yang dilakukan di Malioboro berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan. Ia menerapkan tiga kategori pengamanan di Malioboro saat libur lebaran. Pengamanan pertama adalah pengamanan minimal berjumlah 50-70 personel yang diterapkan saat kondisi landai yang diperkirakan terjadi hingga 4 Juli 2016.
Sementara, pada 5-10 Juli diterapkan pengamanan maksimal yang melibatkan seluruh anggota mencapai lebih dari 100 orang. Ketiga, pola sedang dimana ada sekitar 70-80 orang yang ditugaskan dari tanggal 11-16 Juli 2016.
Advertisement