Liputan6.com, Jakarta - Wahid, seorang sarjana matematika dari Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, mengalami gangguan jiwa. Sudah 17 tahun pria yang kini berusia 48 tahun itu tak pulang ke rumahnya.
Mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sigli, Aceh, itu menghabiskan lima tahun terakhir di Panti Sosial Bina Laras (PSBL) Harapan Sentosa 3 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Di sana dia mendapatkan perawatan.
Kini Wahid telah dipulangkan ke kampung halamannya. "Ini hasil dari penelusuran pegawai kami melalui Facebook. Ternyata Wahid pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sigli, Aceh," kata Kepala PSBL Harapan Sentosa 3 Helmiyati Bakrie di Jakarta, seperti dikutip dari laman Antara, Jumat (22/7/2016).
Baca Juga
"Kemudian kami kontak pihak Himpunan Mahasiswa Islam sana melalui Facebook dan kebetulan mereka sedang berada di Jakarta. Akhirnya mereka datang ke panti," ujar dia.
Setelah mendapat informasi dari panti, kata Helmiyati, HMI Sigli memberitahu keluarga Wahid untuk menjemputnya di panti. Kemudian, keluarga menghubungi panti untuk mengetahui keberadaan Wahid.
"Kami juga menyampaikan agar pihak keluarga harus memastikan Wahid untuk meminum obatnya. Supaya kondisinya stabil, Wahid harus rutin minum obat. Dari kami sudah memberikan stok obat selama satu bulan. Jika habis bisa minta ke rumah sakit terdekat, karena Wahid sudah didaftarkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)," tutur dia.
Helmiyati menuturkan, keluarga harus terus mendampingi Wahid karena perhatian orang terdekat dapat memberikan lingkungan yang membuat Wahid merasa nyaman.
"Stigma masyarakat di lingkungan sekitar Wahid harus bisa menerima. Karena kalau dia tidak betah, dia akan kabur dan hilang lagi. Maka dari itu perlu dukungan keluarga dan masyarakat sekitar untuk kenyamanan Wahid," ucap Helmiyati.
Advertisement