Top 3: Permintaan Pamungkas Mbah Gotho pada Usia 146 Tahun

Apa jadinya jika orang yang diberi umur panjang ingin cepat-cepat mati?

oleh Arie NugrahaFajar AbroriM Syukur diperbarui 25 Agu 2016, 20:21 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2016, 20:21 WIB
Top 3: Ini Permintaan Terakhir Mbah Gotho Sebelum Berkalang Tanah
Apa jadinya jika orang yang diberi umur panjang ingin cepat-cepat mati?

Liputan6.com, Sragen - Memiliki usia lebih dari seratus tahun adalah sebuah anugerah. Namun apa jadinya jika orang yang diberikan karunia itu ingin cepat-cepat pergi meninggalkan dunia ini alias mati?

Kenyataannya memang itulah yang diinginkan kakek berusia 146 tahun asal Sragen, Jawa Tengah ini. Mbah Gotho begitu ia dipanggil bahkan telah menyiapkan sebuah batu nisan lengkap dengan kayu untuk penutup liang lahatnya sejak 1992.

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com di kanal Regional, Kamis (25/8/2016).

Kabar lainnya yang tak kalah diburu mengenai seorang pegawai honorer yang meregang nyawa di kantor polisi setelah membunuh polisi. Juga berita soal permintaan agar semua guru dilatih bela diri.

Berikut berita populer selengkapnya yang terangkum dalam Top 3 Regional: 

1. Umur 146 Tahun Masih Hidup, Mbah Gotho Sragen Ingin Mati

Mbah Gotho kakek 146 tahun dari Sragen (Liputan6.com / Fajar Abrori)

Mbah Gotho lahir pada 31 Desember 1870. Saat ini dia masih hidup dengan 146 tahun. Apa rahasia panjang umurnya? 

"Resepnya itu cuma sabar lan nrimo," kata Mbah Gotho.

Namun ada satu keinginan dari Mbah Gotho yang sampai saat ini belum terpenuhi. Mengetahui keinginan dari Mbah Gotho pasti akan membuat orang membelalakkan matanya terkaget-kaget. Pasalnya, Mbah Gotho ini hanya meninggalkan dunia atau mati.

"Penginnya ya cuma mati. Cucu sudah mandiri, " kata Mbah Gotho saat ditemui di rumahnya di Dusun Segeran, Desa Ceeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah, Selasa 23 Agustus 2016 . 

Selengkapnya...

2. Bunuh Polisi, Pegawai Honorer Meregang Nyawa di Kantor Polisi

Warga berdemo setelah seorang pegawai honorer tersangka pembunuhan seorang polisi meregang nyawa di kantor polisi. (Liputan6.com/M Syukur)

Apri Adi Tama, tersangka pembunuhan anggota Polres Kepulauan Meranti Brigadir Adil S Tambunan di Pekanbaru, Riau.

Sebelum tewas, Tim Opsnal Satuan Reserse Kriminal Polres Kepulauan Meranti menembakkan dua timah panas di bagian kaki dan betis pada kaki Apri. 

"Yang bersangkutan melakukan perlawanan dan terpaksa dilumpuhkan," ucap AKBP Asep Iskandar.

Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo menyebutkan, seorang polisi bernama Brigadir Adil S Tambunan sempat terlibat cekcok dengan Apri di parkiran Hotel Furama Selatpanjang, Kamis dinihari.

Apri lalu menyerang Adil dengan sebilah pisau. "Apri kemudian menusuk Brigadir Adil pada bagian dada. Adil berusaha kabur dan Apri mengejar sambil menikamnya. Ada lima tusukan yang dialami Adil," kata Guntur.

Selengkapnya...

3. Guru Dibunuh di Bandung, Semua Pengajar Diminta Kuasai Bela Diri

Ilustrasi Pembunuhan  (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Seorang guru olahraga SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Kota Bandung, Tatang Wiganda (39) dikeroyok sampai meninggal dunia oleh tiga orang pada awal pekan ini.

Peristiwa kekerasan terhadap guru ini membuat Forum Komunikasi Guru Honorer (FKGH) Kota Bandung, Jawa Barat, menginginkan seluruh tenaga pengajar menguasai bela diri.

"Bukannya guru yang tidak mempunyai dasar bela diri tidak dapat melawan. Karena mungkin kalau sekadar berkelahi jawabannya relatif, tergantung lawannya," ucap Yanyan kepada Liputan6.com di Bandung, Rabu, 24 Agustus 2016.

Selengkapnnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya