Liputan6.com, Jakarta - Lima hektare tanaman bakau atau mangrove jenis Rhizophora di Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), mati kekeringan. Matinya tanaman-tanaman itu akibat salinitas atau tingkat keasinan meningkat tiba-tiba usai rob.
Wakil Wali Kota Pariaman, Genius Umar, mengatakan tanaman bakau itu ditanam oleh pemerintah setempat bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar pada 2008. Jumlah tanaman bakau yang ditanam kurang lebih 10.000 batang.
"Awalnya mangrove tersebut mati akibat terjadinya banjir rob atau naiknya permukaan air laut beberapa waktu lalu. Perubahan secara mendadak menyebabkannya perlahan-lahan mati kekeringan," kata Genius, seperti dikutip dari Antara, Selasa (30/8/2016).
Baca Juga
Dia mengatakan, air laut tersebut memang masuk ke kawasan hutan mangrove. Saat banjir rob terjadi, pintu saluran air tertutup sehingga air menggenangi hutan mangrove.
Genangan air tersebut diperkirakan terjadi selama sepekan. Pemerintah setempat berencana memperbaiki pintu saluran air masuk dan keluar.
Sementara itu Kepala Bidang Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat Zainal mengatakan, habitat mangrove tersebut berada di air payau yang bisa hidup di rawa dan pasir.
"Namun akibat perubahan tingkat salinitas secara mendadak dan dalam kurun waktu yang cukup lama menyebabkan mangrove mati kekeringan," kata Zainal.
Ia mengemukakan kematian puluhan ribu batang mangrove tersebut merupakan pertama kali terjadi di kota itu akibat perubahan cuaca dan iklim.
"Rencananya ada upaya peremajaan kembali sehingga habitat mangrove bisa dilanjutkan dan berbagai populasi yang ada di kawasan tersebut bisa terselamatkan," ucap Zainal.