Aksi Unjuk Rasa 'Indonesia Gelap' di Sumbar, Mahasiswa Orasi di Depan Gedung DPRD

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM se-Sumatera Barat melakukan demonstrasi 'Indonesia Gelap' di depan gedung DPRD provinsi setempat, Selasa (18/2/2025).

oleh Novia Harlina Diperbarui 18 Feb 2025, 15:44 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 15:44 WIB
Unjuk Rasa Indonesia Gelap
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM se-Sumatera Barat melakukan demonstrasi 'Indonesia Gelap' di depan gedung DPRD provinsi setempat, Selasa (18/2/2025). (Liputan6.com/ Novia Harlina)... Selengkapnya

Liputan6.com, Padang - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM se-Sumatera Barat melakukan demonstrasi 'Indonesia Gelap' di depan gedung DPRD provinsi setempat, Selasa (18/2/2025).

Pantauan Liputan6.com di lokasi, para massa aksi sampai di gerbang DPRD Sumbar pada pukul 15.00 WIB. Para mahasiswa juga membawa sejumlah spanduk bertulis:

"Pemangkasan anggaran, sengsara #indonesiagelap"

"Kabinet gemuk"

"Oke gas oke gas mana gas?" "Kenyang gak bodoh iya"

"Hentikan pemangkasan anggaran pendidikan"

Salah satu orator menggunakan almamater Universitas Negeri Padang mengatakan aksi kali ini merupakan respons dan keresahan masyarakat Indonesia atas tidak masuk akalnya kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah.

"100 hari Prabowo-Gibran, kebijakannya ugal-ugalan," ujarnya.

Aksi mahasiswa kali ini, diamankan oleh kepolisian yang berjaga di balik pagar DPRD yang terlebih dahulu digembok.

Aksi di Jakarta

Sebelumnya massa mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan elemen mahasiswa dari berbagai wilayah Jabodetabek memadati kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025). Mereka menyerukan lima tuntutan dalam aksi unjuk rasa bertajuk "Indonesia Gelap".

Koordinator Pusat BEM SI Satria mengatakan aksi "Indonesia Gelap" merupakan representasi terhadap kekhawatiran, kecemasan terhadap program-program pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.

Salah satu yang menjadi sorotan yakni terkait kebijakan efisiensi yang berdampak pada anggaran Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK). Kebijakan tersebut dinilai mengancam keberlanjutan pendidikan para mahasiswa.

"Yang membuat cemas karena apa? Akan banyak ratusan ribu teman-teman kami, keluarga kami, adik kita semua yang putus kuliah hanya karena narasi efisiensi. Makanya kemudian kami tawarkan adalah evaluasi MBG dan berbagai macam kebutuhan lain," katanya dalam aksi tersebut.

Aksi unjuk rasa dimulai sekitar pukul 15.30 WIB didahului long march hingga Patung Kuda, dengan komitmen untuk terus bertahan hingga malam hingga adanya diskusi lanjut dengan pihak pemerintah.

Aksi demonstrasi dihadiri oleh elemen-elemen mahasiswa seperti Serikat Mahasiswa Indonesia, BEM SI Kerakyatan, Pers Mahasiswa, dan belasan BEM dari berbagai kampus seperti UI, ITB, IPB, Unas, dan Uhamka.

Spanduk bertuliskan "Tolak Efisiensi Anggaran" dan "Indonesia Gelap" menjadi slogan utama perjuangan massa yang mengkritisi kebijakan pemerintah yang dianggap memberatkan masyarakat.

Tak ketinggalan, mahasiswa ramai-ramai mengibarkan berbagai macam bendera, dari bendera merah putih hingga bendera dengan emblem masing-masing kampus.

Adapun lima tuntutan massa aksi yakni sebagai berikut:

  • Mencabut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 karena menetapkan pemangkasan anggaran yang tidak berpihak pada rakyat;
  • Mencabut pasal dalam RUU Minerba yang memungkinkan perguruan tinggi mengelola tambang guna menjaga independensi akademik;
  • Melakukan pencairan tunjangan kinerja dosen dan tenaga kependidikan secara penuh tanpa hambatan birokrasi dan pemotongan yang merugikan;
  • Mengevaluasi total program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mengeluarkannya dari anggaran pendidikan;
  • Berhenti membuat kebijakan publik tanpa basis riset ilmiah dan tidak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya