Liputan6.com, Surabaya - Dimas Kanjeng Taat Pribadi pemilik Padepokan di Probolinggo Jawa Timur, mengaku kesulitan menggandakan uang saat diminta oleh petugas polisi. Penyebabnya, karena makhluk halus yang membantunya terkena gas air mata saat polisi berusaha membawa paksa dirinya.
Hal tersebut diceritakan Kasubdit I Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Cecep Ibrahim, yang saat itu menjadi ketua tim penangkapan Dimas Kanjeng.
Ia menuturkan, setelah ditangkap dari dalam padepokan, Dimas Kanjeng langsung dibawa ke dalam mobil khusus untuk dibawa ke Markas Polda Jatim di Surabaya dengan didampingi sejumlah polisi.
Advertisement
"Di dalam mobil, dengan iseng saya bertanya kepada Dimas Kanjeng, katanya bisa menggandakan uang. Tolong dong, isi mobil ini dengan uang," ujar Cecep saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat, 30 September 2016.
Cecep mengatakan, dengan santainya, Dimas Kanjeng menjawab tidak bisa, karena aksi tersebut harus dibantu dengan bantuan makhluk gaib yang diperintahnya.
"Sekarang jin (makhluk gaib) tidak bisa, Pak. Karena tadi mereka kena gas air mata," kata Cecep menirukan ucapan Dimas Kanjeng.
Cecep menegaskan, gas air mata memang sempat dikeluarkan oleh polisi untuk menghalau dan membubarkan pengikut Dimas Kanjeng yang membentuk barisan untuk melindungi padepokan.
"Dimas Kanjeng sendiri saat itu kami temukan sedang bersembunyi di ruang fitness bersama istrinya. Ruangan itu terkunci dari luar dan kami harus mendobrak untuk bisa masuk ke ruangan tersebut," tutur Cecep.
Ia juga menyatakan, Dimas Kanjeng sempat mengaku sebagai pembantu karena mengenakan pakaian sangat sederhana.
"Pelaku kami jemput paksa karena tiga kali mangkir dari panggilan polisi untuk diperiksa terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus pembunuhan dua anak buahnya " Cecep menandaskan.