Gajah 'Demo' di Kebun Sawit, Warga Ketakutan

Sang gajah bergeming meski sudah diusir dengan meriam bambu.

oleh M Syukur diperbarui 04 Nov 2016, 15:31 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2016, 15:31 WIB
20161103- Cara Polisi Kenya Lindungi Gajah dari Perburuan Liar-Reuters
Gajah berusaha bangun usai dipasangkan radio satelit di Amboseli National Park, Kenya (2/11). Pemasangan radio satelit untuk mempermudah pelacakan gajah liar serta mengendalikan perburuan liar. (REUTERS/Thomas Mukoya)

Liputan6.com, Pekanbaru - Masyarakat di Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, dihebohkan dengan kemunculan gajah jantan dewasa yang memasuki perkebunan sawit. Warga ketakutan karena hewan berbadan bongsor itu hanya berjarak 1 kilometer dari pemukiman.

Menurut Kepala Bidang Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Munarto, gajah yang berusia 15 tahun itu merupakan binaan dari BBKSDA Provinsi Jambi. Dia diduga tersesat dan tak tau jalan pulang hingga akhirnya sampai ke perkebunan sawit masyarakat.

"Saat ini gajah tersebut masih berada di perkebunan. Pantauan sementara belum ada kerusakan yang ditimbulkan. Hanya saja warga takut karena jaraknya dekat dengan pemukiman," kata Munarto di Pekanbaru, Jumat (4/11/2016) siang.

Menurut Munarto, gajah tersebut sudah terpantau memasuki perkebunan warga sejak dua pekan lalu. Berbagai cara dilakukan untuk mengusir gajah bernama Haris itu dari perkebunan dan menjauh dari pemukiman.

"Sejauh ini sudah dilakukan upaya pengusiran dengan membuat meriam bambu dan suara gaduh," kata Munarto.

Munarto menjelaskan, BBKSDA Jambi melepas gajah ini di kawasan hutan di Kabupaten Tebo beberapa waktu lalu. Gajah ini juga dilengkapi dengan Global Positioning System (GPS) untuk melacak keberadaan hewan dilindungi itu.

Dia menceritakan, gajah ini pada tahun 2015 lalu sering terpantau berkeliaran di Indragiri Hulu. Kemudian, gajah ini diserahkan ke BKKSDA Jambiuntuk dilepas di kantong-kantong gajah di sana.

"Begitu dilepas di kawasan hutan di Kabupaten Tebo, gajah ini kemudian tersesat di Peranap dan masuk ke perkebunan sawit warga," ujar Munarto.

Munarto mengungkapkan pihaknya dalam waktu dekat bakal membius gajah itu karena usaha yang selama ini dilakukan belum berhasil. Apalagi, jarak dari Peranap ke Jambi terbilang jauh sehingga pembiusan dinilai lebih efektif.

"Kalau menggiring kembali ke Jambi, itu butuh waktu yang lama karena jaraknya sangat jauh. Pilihan kita adalah membiusnya dan mengevakuasi ke Jambi menggunakan truk," ujar Munarto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya