Liputan6.com, Brebes - Upaya Rizal Rafli (54) dan Karsono (45) sebagai pemburu fosil dan tulang belulang sejak tiga tahun terakhir patut diapresiasi. Sebab, keduanya memiliki hobi yang sama, yakni mengumpulkan fosil dan benda purbakala untuk diteliti di balai arkeolog.
Hanya saja, ada satu keinginan mereka yang belum terlaksana. Mereka ingin memiliki sebuah museum khusus untuk menyimpan fosil ataupun benda purbakala yang ditemukan di wilayah selatan Brebes, Jawa Tengah.
"Mimpi kami ada museum situs purbakala di Bumiayu, minimal sama dengan musem yang di Sangiran (Sragen), Semedo (Tegal), dan Patiayam (Kudus). Meskipun sekarang sudah ada musem mini untuk mengedukasi warga di sini," ucap Rizal Rafli kepada Liputan6.com, beberapa hari lalu.
Di sisi lain, ia prihatin dengan ribuan fosil yang telah susah payah dikumpulkan sejak tiga tahun berakhir hanya tergeletak di garasi mobil di belakang rumahnya.
Advertisement
Baca Juga
"Mau gimana lagi, karena keterbatasan tempat kami letakkan saja di bawah lantai di ruang garasi. Kalau ada museum khusus, kan benda bersejarah ini kan bisa tersimpan dan tertata rapi," ujar Rizal.
Penemuan fosil purbakala di Brebes ini tak hanya berupa hewan purba, tapi juga beberapa artefak atau benda-benda arkeologi.
Satu dari beberapa penemuan arkeologi, yaitu kapak beliung berbentuk persegi yang didapat di Dusun Dukuh Tengah, Desa Galuh Timur, Kecamatan Tonjong pada Oktober 2015.
"Bahkan ada juga fosil hewan laut yang ditemukan di Sungai glagah. Ini kan luar biasa, apakah di Brebes selatan yang merupakan daerah pegunungan itu dulunya laut," dia menyebutkan.
Ribuan benda purbakala berupa fosil dan tulang belulang berusia lebih dari 1,5 juta tahun ditemukan di Kecamatan Tonjong dan Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Ahli fosil Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta menyebut temuan itu menunjukkan adanya situs purbakala tertua di Jawa Tengah.
"Keberadaan ribuan fosil dan tulang belulang purbakala di sana (Tonjong dan Bumiayu) ini merupakan penemuan yang besar. Kalau dilihat dari usianya, memang ini lebih tua dari pada situs purbakala Sangiran (Sragen), Semedo (Tegal), dan Patiayam (Kudus)," ucap ahli fosil dari Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta, Sofwan Nurwidi, pekan lalu.