Tumbal Nyawa Tak Buat Kapok Penambang Emas Liar Jambi

Baru saja 11 penambang emas liar terkubur hidup-hidup, penambangan liar kumat lagi.

oleh Bangun Santoso diperbarui 15 Nov 2016, 14:02 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2016, 14:02 WIB

Liputan6.com, Jambi - Kasus tertimbunnya 11 penambang emas liar di Kabupaten Merangin, Jambi, ternyata tidak membuat kapok para penambang liar untuk terus menambang. Buktinya, lima orang penambang liar baru saja diamankan jajaran Polres Merangin.

Kabid Humas Polda Jambi AKBP Kuswahyudi Tresnadi mengungkapkan, penangkapan lima orang penambang liar itu dilakukan pada Sabtu, 12 November 2016. Kelima pelaku masing-masing adalah Supri (48), Lagiyo (52), Ngarip (34), Rinduan (29) dan Pairan (52). Semuanya warga Dusun Bangko, Kecamatan Bangko.

"Para pelaku diamankan saat penggerebekan di salah satu lokasi penambangan liar di jalur dua Simpang Tengkorak, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin," ujar Kuswahyudi di Jambi, Senin, 14 November 2016.

Menurut Kuswahyudi, penangkapan itu bermula dari laporan masyarakat yang menyebutkan ada aktivitas penambangan liar di Kecamatan Bangko. Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti jajaran Polres Bangko.

Selain kelima pelaku, dari lokasi penangkapan juga diamankan barang bukti berupa dua buah keset atau milkon, botol air raksa, satu lembar kain untuk memeras emas, satu buah dulang plastik, satu buah plastik berisi sumbu kompor, palu, engkol mesin dompeng dan sebuah cangkul.

"Kini kasus ini tengah didalami oleh jajaran Polres Merangin," ujar Kuswahyudi menambahkan.

Kabupaten Merangin memang dikenal sebagai surganya emas di Provinsi Jambi. Akibatnya, marak aktivitas penambangan liar di daerah ini. Meski telah banyak yang ditangkap maupun korban jiwa, nyatanya aktivitas penambangan liar tetap saja terjadi di daerah itu.

Warga Riau Tertimbun Longsor

Bencana tanah longsor di Jambi hingga menelan korban jiwa terjadi di RT 13, Dusun Mahau, Desa Panoban, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Provinsi Jambi.

Berdasarkan informasi yang diterima Liputan6.com, kejadian longsor sendiri terjadi pada Sabtu malam, 12 November 2016. Namun, jasad salah satu korban tewas baru diketahui warga pada Senin sore, 14 November 2016.

"Sudah dibawa ke keluarganya, satu lagi belum ditemukan," ujar Indra (35), salah seorang warga Kecamatan Batang Asam saat dihubungi dari Jambi.

Indra menyebutkan, kedua korban adalah Kacung (28) dan Lamban (70), warga Desa Talang Jangkang, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indra Giri Ilir, Provinsi Riau. Kedua korban diketahui sebagai pencari kayu.

Lokasi terjadinya longsor menurut Indra memang berada di perbatasan antara Provinsi Jambi dengan Provinsi Riau. Lokasi yang berbukit ditambah curah hujan tinggi menyebabkan longsor sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjabbar, Saefuddin mengatakan, pencarian korban terkendala sulitnya medan dan jauhnya lokasi. "Sekitar dua kilometer dari jalan raya. Hingga Senin malam alat berat belum bisa masuk, hanya motor karena jauh masuk hutan," ucap Saefuddin.

Saefuddin menyebutkan, kedua korban sehari-hari bekerja sebagai penebang kayu. Dimana sesaat sebelum kejadian, kedua korban tengah beristirahat di dalam pondok yang tak jauh dibawah sebuah tebing. Karena hujan lebat, tebing tiba-tiba longsor dan menimbun pondok tempat istirahat kedua penebang kayu tersebut.

"Sampai sekarang tim bersama warga sekitar masih melakukan pencarian," ujar Saefuddin menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya