Ironi Bangunan Sekolah Rata dengan Tanah di Hari Guru

Tiga bangunan sekolah yang rata dengan tanah itu merupakan hasil patungan warga desa setempat.

oleh Ola Keda diperbarui 25 Nov 2016, 12:50 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2016, 12:50 WIB

Liputan6.com, Kupang - Hujan deras disertai angin kencang yang melanda beberapa wilayah di Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, mengakibatkan tiga ruang kelas SDI Leda di Desa Pangga rata dengan tanah. Akibat kejadian itu, aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa diungsikan ke rumah warga. Termasuk pada hari ini yang diperingati sebagai Hari Guru.

Robohnya ketiga ruangan kelas itu terjadi usai hujan deras ditambah angin kecang melanda Desa Pangga pada Senin sore, 21 November 2016, sekitar pukul 17.00 Wita lalu. "Bangunan sekolah yang bisa digunakan hanya satu bangunan saja, sedangkan tiga bangunan lain sudah rata dengan tanah," ujar Kepala Sekolah SDI Leda Fransiskus Arson kepada Liputan6.com, via seluler, Jumat (25/11/2016).

Dia mengatakan, bangunan sekolah yang roboh itu dibangun dengan mengumpulkan dana swadaya warga di Desa Pangga empat tahun lalu. Adapun, bangunan yang bersumber dari dana pemerintah hanya satu bangunan saja.

"Pemerintah hanya sumbang satu bangunan saja yang dibangun pada tahun 2015," kata Fransiskus.

Pihak SDI Leda telah melaporkan kejadian ini ke Pemkab Manggarai Barat di Labuan Bajo. Dia berharap, Pemkab Mabar segera memberi bantuan agar siswa bisa kembali belajar dengan normal.

Bupati Manggarai Barat Agustinus CH Dulah mengatakan, gedung yang roboh itu merupakan sekolah lama yang kondisinya sudah tidak layak dipakai. Pemda Manggarai Barat masih menunggu Dana APBD 2 dan dana DAK untuk pembangunan sekolah baru.

Namun, saat ini sudah ada bantuan dana dari BPBD untuk membangun sekolah darurat. Sembari menunggu, dia berharap agar guru-guru terus memotivasi para siswa agar aktivitas belajar mengajar terus berjalan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya