Ada Puluhan Pengidap Gangguan Jiwa di Desa Pembunuh Anak Kandung

Pembunuh anak kandung secara sadis itu juga pernah mengantarkan ibunya berobat terkait gangguan jiwa yang dialaminya.

oleh Felek Wahyu diperbarui 07 Des 2016, 09:02 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 09:02 WIB

Liputan6.com, Grobogan - Umi Nurhayati, tersangka pembunuhan anak kandungnya, Muhamad Azka (5) saat ini menempati ruang perawatan khusus di RSUD Purwodadi. Kasat Reskrim AKP Eko Adi  mengungkapkan dokter saat ini masih diobservasi dokter.

"Observasi yang dilakukan seperti memberi obat terus ditunggu reaksi yang muncul. Termasuk ketika mengaku pusing kemarin, itu adalah bagian dari tindakan yang dilakukan tim dokter terhadap tersangka," tutur Kasat Reskrim kepada Liputan6.com, Selasa, 6 Desember 2016.

Berdasarkan keterangan awal, tim dokter mengetahui jika Umi pernah mengantarkan ibunya berobat ke rumah sakit. "Tersangka pernah menghantar ibunya melakukan pengobatan penyakit jiwa yang diderita," kata Eko Adi.

Perkembangan setiap saat, kata dia, menjadi data yang diperlukan untuk mengungkap kasus tersebut. "Jika tersangka dinyatakan sehat kita akan teruskan kasus ini," ucap dia.

Pengidap gangguan jiwa di kawasan tempat tinggal Umi relatif tinggi. Kepala Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sareh Joko Prasetyo menyebut ada 20 hingga 50 warganya yang mengalami depresi.

"Alasan depresi beragam. Ada yang karena keturunan, perceraian, ada yang karena tidak diterima sekolah atau tidak diterima kerja. Ada juga yang karena faktor ekonomi," tutur dia kepada Liputan6.com.

Tak Ada Pemasungan

Di desa yang berbatasan langsung dengan wilayah hutan Perum Perhutani itu tidak menerapkan pasung kepada warga yang mengalami gangguan jiwa. Namun, usaha penyadaran terus dilakukan yakni dengan meminta warga secara rutin berobat setiap bulannya ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) terdekat.

"Jika lagi kumat, ada yang jalan-jalan sambil bicara sendiri. Ada yang hanya diam. Tapi, tidak ada yang mengamuk biarpun tidak ada yang dipasung," tutur dia.

Terkait penyebab banyaknya warga yang menderita tekanan jiwa, Sareh mengaku tidak mengetahui secara pasti. Namun, pembinaan secara keimanan juga dilakukan warga dengan mengikutkan anak dalam sekolah keagamaan yang ada di desa tersebut.

Selain itu, peringatan merti desa sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diberikan juga dilaksanakan secara rutin.

Pengakuan serupa diungkapkan Camat Wirosari Suroto terkait banyaknya warga Tambakselo yang menderita gangguan jiwa. "Ada sekitar 25 orang yang melakukan pemeriksaan secara rutin," ungkap dia.

Kepada Liputan6.com, Suroto menambahkan, Desa Tambakselo, masuk kategori desa terpadat di Kecamatan Wirosari. Dengan jumlah penduduk mencapai 10.000 orang, Tambakselo masuk kategori desa dengan pergerakan ekonomi yang pesat.

"Di samping ada segi negatif, namun di sana juga tumbuh dengan baik UMKM yang bergerak bidang pengolahan jagung dan pisang menjadi makanan ringan. Bahkan karena kegiatan bisnis warga, Gubenur tahun 2015 pernah datang ke Tambakselo," ujar Suroto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya