Hore, Pemkot Yogyakarta Luncurkan Layanan Khusus Siswa Difabel

Ini merupakan UPT pertama di Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan disabilitas.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 06 Jan 2017, 06:28 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 06:28 WIB
Hore, Pemkot Yogyakarta Luncurkan Layanan Khusus Sisiwa Difabel
Ini merupakan UPT pertama di Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan disabilitas. (Liputan6.com/Switzy Sabandar).

Liputan6.com, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta membuka Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Layanan Disabilitas Bidang Pendidikan dan Resource Center. UPT khusus siswa-siswi penyandang disabilitas itu menempati sebuah gedung yang terletak di areal SDN Pujokusuman.

Layanan yang dibentuk dengan menggunakan payung hukum Peraturan Walikota Nomor 96 Tahun 2016 ini merupakan UPT pertama di Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan disabilitas dan resmi beroperasi pada Januari 2017.

PJ Walikota Yogyakarta Sulistyo mengatakan, UPT ini sebagai bentuk dukungan Pemkot Yogyakarta untuk mengawal pendidikan bagi semua orang. Di tempat ini, kata dia, warga maupun pihak sekolah bisa melaporkan segala hal yang berkaitan dengan pendidikan inklusi dan diupayakan memperoleh solusi.

"Mungkin perlu konsultasi, permintaan aksesibilitas, kursi roda, kekurangan guru, bahkan anak berkebutuhan khusus yang ditolak sekolah pun bisa melapor ke UPT," ujar Sulistyo seusai peresmian UPT Layanan Disabilitas Bidang Pendidikan dan Resource Center Kota Yogyakarta serta Deklarasi Kesiapan Pelaksanaan Pendidikan Inklusi Kota Yogyakarta, Kamis (5/1/2017).

Ia berharap upaya ini dapat diikuti kabupaten lain. Dengan begitu, setiap daerah bisa memberi hak yang sama kepada seluruh siswa tanpa membeda-bedakan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana menambahkan, latar belakang didirikannya UPT Layanan Disabilitas Bidang Pendidikan, karena selama ini, pelayanan tersebut hanya menjadi tugas tambahan dari Seksi Manajemen Sekolah Bidang Pendidikan Dasar di dinasnya.

"Dengan adanya UPT berarti sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta harus ke arah sekolah inklusi secara bertahap," tutur dia.

Saat ini di di Kota Gudeg, baru sekitar 60 dari sekitar 300 sekolah jenjang TK sampai SMA dan SMK yang menerapkan pendidikan inklusi. Sementara, jumlah siswa berkebutuhan khusus mencapai 200 orang dengan total guru pendamping 60 orang.

Edy menuturkan, keberadaan UPT di areal SD Pujokusuman juga harus diikuti dengan aksesibilitas bagi difabel di sekolah ini. Sekarang sekolah ini, kata dia, belum memiliki guiding block dan akses untuk kursi roda.

"Nanti harus ada dan gedung UPT juga akan diperlakukan sama, sudah kami anggarkan di 2017," ucap dia.

Secara fisik, gedung UPT yang belum beroperasi ini terdiri dari dua lantai. Tangga menuju lantai dua relatif curam dan belum ada akses bagi difabel.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya