Liputan6.com, Karanganyar - Tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang wafat usai mengikuti diksar Mapala di Gunung Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, diduga disiksa terlebih dulu. Korban diduga dicambuk dengan rotan.
Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak mengatakan pihaknya masih menyelidiki penggunaan alat berupa tali perusik atau rotan yang digunakan untuk mencambuk para korban yang tewas dalam diksar tersebut.
"Alat yang digunakan untuk mencambuk, kata saksi (peserta), tali perusik‎. Dampak cabukan itu menyebabkan para korban dan peserta diksar mengalami luka di sekujur tubuh," kata Ade, Rabu, 25 Januari 2017.
Advertisement
Baca Juga
Kapolres Karanganyar mengungkapkan informasi terkait luka yang diderita para peserta Diksar Mapala UII diperolehnya dari wawancara tim khusus Polres Karanganyar pada pihak rumah sakit.
"Berdasarkan keterangan dari RSUP Sardjito dan RS Bethesda, para korban mengalami luka hampir di seluruh tubuh, mulai dari kepala, badan, tangan hingga kaki," ujar dia.
Saat ini, ucap dia, pihak tim khusus Polres Karanganyar juga sudah melayangkan surat permintaan visum et repertum (VER) luka, VER mayat, serta autopsi kepada tiga rumah sakit, yakni RSUD Karanganyar, RSUP Sardjito, dan RS Bethesda.Â
"Kita masih menunggu hasilnya dari ketiga rumah sakit. Nanti jika sudah ada datanya kita cocokkan dengan hasil pemeriksaan para saksi dan hasil olah TKP di lokasi diksar," tutur Ade.