Pengalaman Unik Dokter Yanti dengan Pawang Harimau

Kini Dokter yanti tak lagi percaya pada pawang harimau.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 19 Feb 2017, 07:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2017, 07:00 WIB
harimau sumatra
harimau sumatra

Liputan6.com, Bengkulu Drh Erni Suyanti atau akrab disapa Dokter Yanti, wanita pemberani yang bertanggung jawab terhadap penyelamatan Harimau Sumatra, saat ini menjadi sorotan publik. Aksi penyelamatan yang dilakukannya bersama tim recue Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu beberapa kali berhasil menggagalkan perburuan harimau yang sudah terancam punah.

Dokter Yanti yang hanya satu satunya perempuan dalam tim rescue kadang harus berhadapan dengan ganasnya alam dan tantangan dari para pemburu liar. Terkadang dalam melakukan aktifitas, nyawa bahkan menjadi taruhan. Banyak peristiwa unik yang dialaminya saat menjalankan tugas.

Salah satunya adalah ketika berinteraksi dengan masyarakat yang memberikan laporan temuan harimau terjerat di dalam hutan. Ada beberapa warga yang mengaku sebagai ahli penjinak harimau atau pawang. Mereka menceritakan pengalamannya kepada Yanti yang bertubuh mungil saat dalam perjalanan menuju lokasi harimau terjerat.

"Waktu itu kami masuk ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, orang yang mengaku pawang harimau berjalan paling depan," ujar Yanti di Bengkulu, Sabtu 18 februari 2017. 

Ketika bertemu harimau yang dalam kondisi kesakitan, sangharimau pawang langsung mendekat, tanpa basa basi dia melakukan ritual dan mengatakan kondisi sudah aman. Saat mendekat, harimau langsung berontak dan mendaratkan cakarnya ke tubuh si pawang. Untung saja Yanti yang berada tepat di belakangnya langsung menarik dan selamatlah parang tersebut.

"Jika tidak ditarik, mungkin sudah habis dia," lanjut Yanti.

Kejadian serupa kembali terulang saat di memasuki kawasan Taman Buru Semidang Bukit Kabu, warga setempat yang juga mengaku sebagai pawang mengatakan ada seekor harimau terkena jerat dan habis memakan manusia.

Saat mendekat, penguasa hutan itu mengaum keras. Ketika dia melihat ke sebelah, ternyata sang pawang yang berbadan kekar itu sudah jatuh pingsan.

"Sejak saat itu aya sudah tidak percaya lagi sama mereka," ucap Yanti sambil tersenyum.

Harimau Sumatra, lanjut alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya itu memiliki naluri yang sangat kuat. Untuk berkomunikasi dengan mereka harus menggunakan perasaan yang dalam.

Tidak perlu bahasa ujaran yang kadang sulit dimengerti, cukup dengan bahasa tubuh saja, mereka bisa memahami apa yang akan kita lakukan untuk mereka. Meskipun baru pertama kali bertemu dan mereka masih dalam kondisi sangat liar, lapar dan kesakitan.

"Prosedur rescue dan medis memang harus dijalankan, tetapi yang paling penting, kita harus ikhlas dan tulus ingin menyelamatkan mereka, harimau itu hewan yang cerdas dan bisa beradaptasi, tergantung niat saja," ujar Yanti.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya