3 Daerah Terendam, Bengkulu Siaga Banjir

Kondisi banjir terparah terjadi di Kabupaten Lebong, Bengkulu.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 08 Mar 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2017, 18:00 WIB
Bengkulu Siaga Banjir
Banjir menggenangi sedikitnya 600 rumah warga dan fasilitas umum di Kabupaten Lebong, Mukomuko dan Kota Bengkulu (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Curah hujan yang tinggi dalam tiga hari terakhir mengakibatkan sekitar 600 rumah tergenang banjir di tiga wilayah di Provinsi Bengkulu. Rincinya, 300 rumah di Kabupaten Lebong, 150 rumah di Kabupaten Bengkulu Utara, dan 150 rumah di Kota Bengkulu. Kondisi ini mengakibatkan Bengkulu dalam kondisi Siaga Banjir.

Kondisi banjir terparah terjadi di Kabupaten Lebong. Hujan lebat yang mengguyur Bengkulu sejak Senin malam lalu, mengakibatkan naiknya Sungai Air Kotok di Kabupaten Lebong, Bengkulu.

Tak kurang dari 300 rumah di Desa Lemao dan Lebong Donok, Kecamatan Lebong Utara, terendam banjir hingga 80 centimeter. Ratusan balita dan wanita terpaksa diungsikan ke balai desa dan kantor kecamatan setempat.

Komandan Kodim 0409 Rejang Lebong Letkol Kav Hendra S Nuryahya mengatakan, air mulai menggenangi permukiman penduduk sejak pukul 06.00 WIB. Bahkan, air terus naik hingga melebihi paha orang dewasa.

"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini," ucap Hendra saat dihubungi Liputan6.com melalui sambungan telepon di Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Rabu (8/3/2017).

Warga bersama TNI saat ini berupaya mengurangi debit air dengan membuat saluran pembuangan di hilir sungai. Mereka juga menggali beberapa jalur sebagai rekayasa aliran air supaya tidak terus masuk ke permukiman.

Kepala Pusat Pengendali Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Edwar Saputra mengatakan, saat ini pihaknya melalui BPBD kabupaten sudah membangun posko darurat untuk mengantisipasi penyediaan logistik jika kondisi air tidak surut hingga sore.

"Titik pengungsian dan balai desa dan kantor kecamatan untuk para balita dan perempuan. Untuk logistik kami menyiagakan dapur umum," Edwar membeberkan.

Meluapnya sungai Air Kotok mengakibatkan ratusan rumah di Kabupaten Lebong terendam air. (Liputan6.com/Yuliardi   Hardjo)

Bupati Lebong Rosjonsah Syahili yang terjun langsung ke lokasi banjir berharap masyarakat tetap waspada dan menjaga segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Sebab curah hujan saat ini sangat sulit diprediksi dan banjir yang terjadi bisa meluas ke desa tetangga.

"Waspada dan tetap berjaga," ucap Rosjonsyah.

Untuk Kabupaten Mukomuko, banjir akibat luapan Sungai Manjunto mengakibatkan permukiman warga di lima desa di Kecamatan Air Manjunto dan Kota Mukomuko, tergenang hingga 80 centimeter. Sutan Harbi, warga Desa Pasar Belakang mengatakan, luapan air masuk ke permukiman sejak Selasa malam dan terus naik dan menggenangi permukiman.

"Sedikitnya 150 rumah sudah terendam," ujar Harbi.

Meskipun belum ada perintah mengungsi, warga bersama BPBD dan Tagana kabupaten saat ini tetap bersiaga. Warga juga bergotong royong membangun dapur darurat dan menyiapkan logistik untuk makan bersama sambil menunggu banjir surut.

Sementara di Kota Bengkulu, luapan Sungai Air Bengkulu mengakibatkan lima kelurahan di dua kecamatan juga tergenang. Kelima kelurahan itu adalah Sukamerindu, Kecamatan Teluk Segara, Tanjung Agung, Tanjung Jaya, Semarang, dan Kelurahan Surabaya, Kecamatan Sungai Serut

Banjir menggenangi sedikitnya 600 rumah warga dan fasilitas umum di Kabupaten Lebong, Mukomuko dan Kota Bengkulu (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Sekitar 150 rumah warga termasuk sarana umum seperti sekolah, puskesmas dan musala digenangi air setinggi semeter. Genangan air juga sudah menutupi badan jalan poros Kota Bengkulu menuju Kabupaten Bengkulu Tengah.

Terkait banjir Bengkulu, Ketua RT 1 Tanjung Jaya, Junaidi mengatakan, saat ini saluran air menuju Muara Pasar Bengkulu yang berada di tepi pantai tidak bisa teraliri. Sebab, kondisi air laut sedang pasang naik.

"Air tidak bisa lewat dan tertahan, jika air pasang sudah surut, biasanya air bisa mengalir dan genangan berkurang," kata Junaidi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya