Kejadian Langka, Bayi Batu di Jambi Jadi Bahan Penelitian

Hanya ada 300 kasus terjadi di dunia dan di Jambi perempuan melahirkan bayi batu adalah kali pertama.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Mar 2017, 14:38 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2017, 14:38 WIB
Bayi Batu
Fenomena lithopedion atau bayi batu. (Foto: theriflebird.com)

Liputan6.com, Jambi - Bayi yang sudah membatu yang dilahirkan seorang perempuan di Jambi, diawetkan untuk keperluan dunia pendidikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher, tempat perempuan tersebut melahirkan.

Dokter Pariyanto selaku Ketua Tim Medis Operasi pengangkatan bayi tersebut mengatakan, berdasarkan diskusi bersama sang ibu dan keluarga, bayi yang sudah membatu karena sudah 37 tahun berada dalam kandungan itu diamanahkan untuk disimpan pihak rumah sakit.

"Ini kejadian langka, dan rumah sakit sudah dapat izin dari keluarga yang mengamanahkan untuk disimpan atau diawetkan yang kegunaannya untuk dunia pendidikan," ucap dia di RSUD Raden Mattaher, Jambi, dilansir Antara, Rabu (8/2/2017).

Paryanto menjelaskan, kejadian ini merupakan kejadian langka. Hanya ada 300 kasus terjadi di dunia dan di Jambi ini kasus kali pertama. Sebab itu, amanah sang ibu yang sudah berusia 60 tahun itu dinilai sangat bermanfaat untuk penelitian. Apalagi banyak dokter muda yang belum mengetahui bentuk bayi yang sudah membatu.

Menurut dia, fenomena ini terjadi ketika sperma gagal kembali ke rahim. Namun biasanya sel telur tetap berkembang di perut atau di luar rahim. Tapi kasus kali ini yakni gagalnya sperma kembali ke rahim dan anehnya malah menempel di penggantung rahim dan sembunyi di belakang rahim.

"Akibat kurangnya makanan, bayi tersebut akhirnya mengecil dan mengeras hingga membatu. Kesulitan operasi karena posisi bayi berada di belakang rahim. Ini fenomena tidak lazim," ujar dia.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Raden Mattaher, dr Iwan membenarkan bayi yang sudah membatu itu diserahkan ke rumah sakit. Iwan menjelaskan, bayi sudah menjadi mumi dan membatu itu diangkat dari perut sang ibu melalui proses operasi di Kamar Operasi RSUD Raden Mattaher, Jambi.

"Pasien ditangani oleh dr Paryanto Spog. Operasi berlangsung sekitar 2,5 jam, pada Senin (6 Maret 2017) kemarin," tutur dia.

Bayi yang sudah membatu itu disinyalir dokter berada di dalam perut sang ibu selama 37 tahun. "Waktu dikeluarkan, bayinya sudah membatu. Karena terlalu lama dalam kandungan, bayi itu mengalami mumifikasi atau menjadi mumi," kata Iwan.

Iwan menambahkan, peristiwa bayi menjadi mumi dan membatu adalah momen langka di dunia. Peristiwa ini disebut lithopedion atau bayi batu dan ditemukan 300 kasus dalam 400 tahun terakhir.

Peristiwa langka ini diketahui setelah sang ibu memeriksakan diri ke dokter. Anehnya, keluhan yang diderita perempuan itu hanya sulit buang air besar (BAB) selama bertahun-tahun.

Saat diperiksa, ditemukan benjolan pada perut bawah sang ibu dan dugaan semula adalah tumor, namun setelah dianalisis tim dokter ternyata ada bayi di dalamnya perut pasien sehingga dilakukanlah operasi dan tim medis berhasil mengangkat bayi tersebut.

Namun sayangnya, sang ibu dan keluarga belum bersedia diminta keterangan. Informasi awal perempuan yang melahirkan bayi batu tersebut beralamat di Kelurahan Sridadi, Kabupaten Batanghari. Dia hanya memiliki satu anak laki-laki yang berusia 39 tahun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya