Liputan6.com, Bone - Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Sulawesi Selatan, Nurdin Halid, menunaikan nazar di sebuah gua yang dikeramatkan warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Rabu (5/4/2017). Gua itu berlokasi di Desa Campalagi Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone.
Gua itu diyakini sebagai tempat pertapaan sekaligus tempat Raja Bone ke-15 melepas nazar. Raja itu adalah Arung Palakka, La Tenri Tatta To Unru Tau ri Sompae Petta Malampee Gemmena Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sri Sultan Sa'aduddin.
Selain sebagai Raja Bone ke-15, Arung Palakka juga didaulat menjadi pahlawan bagi masyarakat Bone karena perjuangan dan ketokohannya.
Advertisement
Baca Juga
"Saya bersama Pemda Bone ikut dalam rangkaian Napak Tilas Arung Palakka di Desa Campalagi dalam rangka memperingati hari ulang tahun Bone yang ke 687 tahun," kata Nurdin Halid.
Dia mengatakan Desa Campalagi merupakan salah satu tempat di mana Arung Palakka bernazar tepatnya di dalam Gua Campalagi. Arung berjanji untuk membebaskan rakyatnya dari penindasan.
"Jejak sejarah itu masih terekam dari jejak kaki Arung Palakka di depan mulut gua ketika "mattuddu". Di sinilah jejak kesungguhan hati Arung Palakka yang begitu tulus berjuang demi rakyatnya terekam abadi," ujar Nurdin Halid.
Â
Napak tilas bertujuan untuk merekam kembali perjalanan perjuangan Arung Palakka yang sebagai tahanan berhasil membebaskan rakyatnya dan memerdekakannya.
"Sebuah perjuangan yang dilandasi atas nilai kearifan budaya lokal yakni Siri', Passe dan Sare. Inilah keteguhan yang selayaknya kita warisi sebagai masyarakat Bugis dari Para Leluhur," kata Nurdin.
Di masa kini, menurutnya, perjuangan itu hendaknya direfleksikan dalam kehidupan untuk berbuat kepada sesama. Jejak-jejak Arung Palakka jika diresapi akan melahirkan pribadi-pribadi yang tulus untuk menyejahterahkan masyarakat.
"Menolak dan melawan setiap penindasan yang terjadi atas kesewenang-wenangan yang angkuh," kata Nurdin.
Saat berada tepat di depan Gua Campalagi tepatnya tempat Arung Palakka 'Mattuddu' (menundukkan kepala) dan bernazar, Nurdin mengaku juga melepas nazar. Dia berniat dalam hati untuk menjadikan nurani sebagai pedoman untuk berbuat bagi masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Saya berjanji untuk membebaskan masyarakat Sulawesi Selatan dari kemiskinan, kobodohan, dan ketertinggalan. Semua upaya itu akan kita perjuangkan sebagaimana ketangguhan perjuangan Arung Palakka," kata Nurdin Halid.