Catat, Ini Janji Kapolda Sumsel Soal Razia Berdarah

Tim gabungan dari Propam Polda Sumsel masih memeriksa polisi yang melakukan penembakan saat razia berdarah.

oleh Nefri Inge diperbarui 19 Apr 2017, 20:30 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2017, 20:30 WIB
Kapolda Sumsel Terkait Insiden Penembakan Saat Razia Berdarah
Kapolda Sumsel berjanji menindak tegas polisi penembakan saat razia berdarah. (Liputan6.com/Nefri Inge).

Liputan6.com, Palembang - Penembakan yang dilakukan oleh salah satu anggota Polres Lubuk Linggau saat razia berdarah terus diusut oleh Polda Sumatera Selatan (Sumsel). Akibat berondongan tembakan polisi terhadap mobil yang ditumpangi sekeluarga asal Bengkulu, satu orang tewas serta sisanya luka dan kritis.

Dalam pengusutan itu, salah satu anggota Polres Lubuk Linggau disebut-sebut sudah jadi calon tersangka penembakan saat razia berdarah yang terjadi Selasa, 18 April 2017. Orang nomor satu di Polda Sumsel ini menyebut yang menembak adalah Brigadir K, polisi yang bertugas sebagai anggota Sabhara Polres Lubuk Linggau.

"‎Tim gabungan dari Propam Polda Sumsel masih memeriksa yang melakukan penembakan berinisial Brigadir K," kata Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto kepada Liputan6.com di Mapolda Sumsel, Palembang, Rabu (19/4/2017).

Agung menyatakan turut berdukacita atas meninggalnya Surini (51), salah satu korban penembakan anggota Polres Lubuk Linggau saat razia berdarah itu.

Agung membeberkan kronologi peristiwa pada Selasa sekitar pukul 11.30 WIB tersebut. Saat itu melintas sedan Honda City di tengah razia Cipta Kondisi Polres Lubuk Linggau, di Jalan Fatmawati, Kecamatan Lubuk Linggau Timur 1, Kota Lubuk Linggau.

Saat disetop polisi, pengendara Honda City tidak mau menghentikan laju mobilnya dan hampir menabrak tiga polisi. Mengetahui itu, seorang polisi langsung mengecek nomor pelat BG 1488 ON ke Samsat Lubuk Linggau. Ternyata, pelat nomor mobil tersebut tidak terdaftar.

Petugas lalu mengejar kendaraan Honda City yang melaju kencang itu. Dua polisi mengendarai mobil Mitsubishi Kuda, yang terdiri dari Brigadir K dan anggota Polisi Lalu Lintas (Polantas) yang mengendarainya.

Lalu, ada dua polisi yang turut mengejar menggunakan sepeda motor. Namun, salah satu polisi bermotor sulit mengejar laju mobil polisi, sehingga berhenti dan berbalik arah ke lokasi razia.

"‎Sementara Kapolsek Lubuk Linggau Timur tidak ikut mengejar, tetap di lokasi razia," ucap dia.

Seusai melewati persimpangan, pengendara Honda City nyaris menyerempet mobil pengendara lain yang lewat. Bahkan, pengendara tersebut nekat menerobos lampu merah.

Brigadir K kemudian melepaskan tembakan beberapa kali. Seorang polisi yang mengendarai sepeda motor lain langsung berhenti di belakang mobil polisi ketika sedang terjadi penembakan.

"Karena pelat nomornya bodong, jadi secara insting kepolisian, pengendara tersebut diduga pelaku 3C (curanmor, curas, atau curat)," kata Agung soal kronologi penembakan saat razia berdarah itu.‎

‎Saat Honda City berhenti, polisi langsung mendekati mobil tersebut. Setelah diperiksa, ada satu orang penumpang yang meninggal dan empat orang ikut tertembak, namun masih dalam keadaan sadar.

Janji Tindak Tegas

Polda Sumsel Usut Penembakan Saat Razia Berdarah
Polda Sumsel terus mengusut kejadian penembakan saat razia berdarah. (Liputan6.com/Nefri Inge).

Untuk mengusut tuntas kasus ini, Polda Sumsel langsung menerjunkan tim Propam dan Direktorat Reserse Kriminal dan Umum (Dirkrimum) Polda Sumsel ke Lubuk Linggau.‎

Ada sebelas saksi yang diperiksa di Lubuk Linggau, di antaranya Brigadir K, anggota Polantas, hingga Kapolsek Lubuk Linggau Timur dan Kapolres Lubuk Linggau.

"Kita akan periksa untuk alibi dan sebagainya, baik kepada (polisi) yang baru datang maupun pengendara mobil polisi," kata Kapolda Sumsel.‎‎

Agung berjanji jika Brigadir K mengarah ke tersangka dan melakukan kelalaian Standar Operasional Prosedur (SOP), pihaknya akan memproses hukum. Bahkan tak sungkan Polda Sumsel akan memprosesnya dengan hukum pidana.

‎"Saya tidak akan menutupi dan akan transparan. Yang tidak benar harus diproses, yang benar harus dilindungi," kata Agung.

Sementara korban penembakan masih belum bisa diperiksa karena kondisi kesehatan yang belum memungkinkan. Pihaknya akan menunggu 1-2 hari ke depan untuk mengorek informasi dari pengemudi Honda City.

"Kita belum bisa memeriksa korban, karena masih sakit," ujar dia.

Sebagai informasi, anggota Polres Lubuk Linggau memberondong mobil yang ditumpangi enam warga Desa Blitar Muka, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu dengan sepuluh tembakan.

Setelah dihujani timah panas, mobil tersebut berhenti. Para polisi langsung turun melihat kondisi para penumpang di dalam mobil. Mereka melihat terdapat enam penumpang terkena tembakan.

Penumpang yang terkena peluru polisi tersebut adalah Novianti (30), warga Kelurahan Karya Bakti Kecamatan Lubuklinggau Timur I terkena tembakan di pundak kanan, Diki (30) yang bertugas sebagai sopir tertembak di bagian perut kiri dan Genta (2), anak Novianti, tertembak di kepala bagian samping kiri.

Lalu, Dewi Herlina (40) yang merupakan kakak kandung Novianti tertembak di bahu kiri atas dan Indra (33), adik kandung Dewi Herlina terkena tembakan di leher bagian depan. Satu penumpang lainnya atas nama Galih (6), tidak mengalami luka apa pun.

Kondisi terparah dialami Surini (54), warga Dusun 4 Desa Blitar Muka, Bengkulu, yang merupakan ibu kandung dari Novianti itu ditemukan meninggal di tempat dengan tiga tembakan salah satunya mengenai bagian dadanya.

Keenam korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Sobirin Lubuk Linggau sekitar pukul 17.40 WIB. Jenazah Surini langsung dipisahkan dan kondisi Indra yang kritis langsung berusaha diselamatkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya