Tim Asuhan Rembulan Jaring 40 PSK Surabaya

Tim Asuhan Rembulan bergerak di malam hari. Dalam enam bulan terjaring 40 PSK di berbagai lokasi di Surabaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Mei 2017, 14:31 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2017, 14:31 WIB
Tim Asuhan Rembulan Jaring 40 PSK Surabaya
Ilustrasi PSK di lokalisasi. (Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Tim Asuhan Rembulan sudah menjaring 40 pekerja seks komersial (PSK) di beberapa lokasi di Surabaya. Tim ini merupakan tim gabungan dari Polrestabes Surabaya, Satpol PP, Satlinmas, Dispora, Dishub dan Dinas Sosial.

Tim Asuhan Rembulan dan Tim Posko terpadu merupakan bentukan Pemerintah Kota Surabaya guna mengurangi dan mengantisipasi kegiatan prostitusi dan keamanan lain. Jumlah PSK yang terjaring itu hasil dari operasi tim dalam enam bulan terakhir.

"Tim ini bertugas hanya waktu malam hari saja yang bertugas menangani multifungsi. Mulai menjaring PSK sampai balap liar," kata Irvan, Senin, 1 Mei 2017.

Menanggapi razia itu, Camat Krembangan I Gede Yudhi Kartika menyatakan kawasan Krembangan bebas dari prostitusi, tetapi kemungkinan beralih ke tempat kos. Maka itu, ia berjanji untuk memantau lebih rutin.

"Kami juga sering melakukan operasi yustisi, setidaknya dalam satu kelurahan dilakukan dua kali operasi yustisi," kata Yudhi.

Senada dengan Yudhi, Camat Benowo berpendapat kegiatan prostitusi di tempatnya sudah sangat berkurang. Beberapa kali patroli dan penjaringan yang dilakukan pihaknya seringkali mendapatkan hasil. Di Kecamatan Benowo sendiri terdapat dua eks lokalisasi, yaitu Lokalisasi Moroseneng (Kelurahan Sememi) dan Klakah Rejo (Kelurahan Kandangan).

Pemerintah Kota Surabaya terus mengintensifkan pengalihan fungsi tempat lokalisasi di Surabaya. Upaya itu terus berjalan meskipun kawasan tersebut sudah tidak ada lagi. Selain membangun kawasan tersebut, operasi juga terus digelar Pemkot Surabaya dalam mencegah prostitusi, terutama di eks lokalisasi.

Upaya pengalihan fungsi eks lokalisasi ini mendapat perhatian khusus Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Kasatpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, keinginan kuat Wali Kota Surabaya dalam menutup lokalisasi terlihat saat melakukan alih fungsi tempat kawasan Dolly yang sudah terkenal dengan kawasan prostitusi.

"Suasana sempat mencekam dalam penutupan kawasan Dolly yang disertai dengan ancaman. Namun, Wali Kota Surabaya memberikan motivasi kepada saya. Bila saya tidak turun, Ibu Wali Kota Surabaya sendiri yang akan turun," tutur Irvan di Surabaya, Senin, 1 Mei 2017.

Irvan juga mengaku bahwa mempertahankan lebih susah daripada memperoleh. Untuk itu, dia mengajak masyarakat juga mau ikut berpartisipasi dalam mereduksi prostitusi yang ada di Surabaya. Menurut dia, tantangan di masa depan adalah kegiatan prostitusi yang memanfaatkan teknologi informasi.

Karena itu, dia mengajak semua elemen masyarakat untuk mau mengantisipasinya. "Sudah tiba saatnya menjaga hal ini bersama dengan masyarakat," katanya.

Di lain pihak, Tim Posko Pantau Terpadu bergerak dengan multi sasaran dengan berbagai perlengkapan, seperti Apar (Alat Pemadam Kebakaran) serta alat darurat lainnya. Tim bersiaga selama 24 jam yang terbagi dalam empat wilayah (timur, barat, utara dan selatan) dan dikendalikan oleh Command Centre 112 yang berada di Gedung Siola.

"Contoh upaya yang dilakukan oleh tim ini adalah saat adanya percobaan bunuh diri beberapa waktu lalu yang akhirnya digagalkan oleh petugas di lapangan. Selain itu, respons cepat kami mempunyai SOP di bawah 10 menit harus sudah sampai di lokasi," ujar Kasatpol PP Kota Surabaya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya