Liputan6.com, Surabaya - Mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) Surabaya mengembangkan penelitian pembuatan antibiotik dengan memanfaatkan ranting tanaman manggis. Pada ranting itu, ia menemukan senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.
Mahasiswa itu bernama Agnestasia Widia Kurniawati. Menurutnya, senyawa tersebut nantinya menjadi formula awal untuk pembuatan antibiotik yang berasal dari fungi yang tumbuh pada suatu jaringan tanaman.
"Mengingat bahwa saat ini banyak sekali bakteri yang resisten terhadap antibiotik sehingga perlu dilakukan pengembangan dalam penemuan antibiotik. Salah satunya dengan memanfaatkan fungi (jamur) dari suatu jaringan tanaman," tutur Agnes saat ditemui, Sabtu, 27 Mei 2017.
Agnes menambahkan, Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang sering ada di sekitar kehidupan manusia, terutama pada tangan. "Salah satu contoh penyakit yang ditimbulkan adalah bisul dan jerawat dan ini sedang marak inovasi obat, vitamin atau suplemen yang menggunakan dan mengambil khasiat dari buah manggis," tuturnya.
Selama ini, banyak ilmuwan fokus meneliti manfaat kulit buah manggis. Padahal, sejumlah penelitian lain menunjukkan bagian lain dari tanaman manggis juga memiliki khasiat yang hampir sama.
Berdasarkan informasi awal, Agnes mulai memotong ranting manggis yang disterilkan menggunakan natrium hipoklorit dan etanol untuk kemudian ditanam pada media guna menumbuhkan fungi.
"Fungi yang diperoleh difermentasi selama dua minggu, difraksinasi dan dikeringkan dengan penguapan selama satu minggu," jelas peraih predikat Wisudawan Akademik Terbaik UKWMS 2017 ini.
Proses fraksinasi terdiri dari proses pemisahan komponen atau senyawa berdasarkan sifat kepolaran suatu bahan. Pada tahap ini, fungi yang tumbuh setiap harinya dicek dan diisolasi guna melihat berapa macam fungi yang tumbuh. Proses itu dilakukan terus menerus hingga mendapatkan fungi yang benar-benar murni.
"Ketelatenan sangat dibutuhkan dalam penelitian ini, karena bidang penelitian ini adalah mikrobiologi, yang hasilnya tidak bisa dilihat secara langsung pada saat itu juga namun membutuhkan waktu," kata Agnes.
"Yang penting adalah never give up mengingat seringkali gagal dalam menguji dan harus dilakukan percobaan berulang-ulang," ujar Agnes menambahkan.
Agnes memerlukan waktu satu tahun dengan dibimbing dosen Lisa Soegianto, M.Sc., Apt dalam menyelesaikan penelitian itu. Penelitian itu menemukan senyawa aktif dalam ranting manggis sebagai aktivitas antibakteri adalah alkaloid dan terpenoid.
Ranting Manggis Bisa Jadi Antibiotik, Bagaimana Caranya?
Dalam penelitian yang dilakukan selama setahun, mahasiswi Surabaya menemukan senyawa potensial untuk menjadi antibiotik.
diperbarui 30 Mei 2017, 06:30 WIBDiterbitkan 30 Mei 2017, 06:30 WIB
Dalam penelitian yang dilakukan selama setahun, mahasiswi Surabaya menemukan senyawa potensial untuk menjadi antibiotik. (Liputan6.com/Dhimas Prasaja)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jenazah Mantan Presiden AS Jimmy Carter Disemayamkan di Gedung Capitol hingga Pemakaman
Apa Itu Visa: Panduan Lengkap Tentang Dokumen Perjalanan Internasional
VIDEO: Teknologi Canggih Pukau Pengunjung di CES 2025
Resep Jamur Kuping Lezat, Panduan Lengkap Memasak Hidangan Sehat dan Nikmat
Apakah Nanas Baik untuk Penderita Diabetes? Ini Cara Aman Konsumsinya
Begini Cara Hindari Efek Kelelahan saat Berkendara Motor Jarak Jauh
Virus HMPV Dilaporkan Terdeteksi di Indonesia, Apa Bedanya dengan COVID-19?
Biaya Haji 2025 Turun, DPR Ingatkan Kualitas Pelayanan Tetap Harus Optimal
Harga Minyak Mentah Dunia Turun Lebih dari 1%, Ada Apa?
Pesona Pemandian Meranti, Destinasi Wisata Alam di Bone Bolango
Upacara Penyucian Kembali Gunung Agung Digelar Usai Turis Korea Selatan Ditemukan Meninggal
Cristiano Ronaldo Bawa-Bawa Manchester United saat Ancam Al-Nassr