Ranting Manggis Bisa Jadi Antibiotik, Bagaimana Caranya?

Dalam penelitian yang dilakukan selama setahun, mahasiswi Surabaya menemukan senyawa potensial untuk menjadi antibiotik.

oleh Dhimas Prasaja diperbarui 30 Mei 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2017, 06:30 WIB
Ranting Manggis Bisa Jadi Antibiotik
Dalam penelitian yang dilakukan selama setahun, mahasiswi Surabaya menemukan senyawa potensial untuk menjadi antibiotik. (Liputan6.com/Dhimas Prasaja)

Liputan6.com, Surabaya - Mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) Surabaya mengembangkan penelitian pembuatan antibiotik dengan memanfaatkan ranting tanaman manggis. Pada ranting itu, ia menemukan senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.

Mahasiswa itu bernama Agnestasia Widia Kurniawati. Menurutnya, senyawa tersebut nantinya menjadi formula awal untuk pembuatan antibiotik yang berasal dari fungi yang tumbuh pada suatu jaringan tanaman.

"Mengingat bahwa saat ini banyak sekali bakteri yang resisten terhadap antibiotik sehingga perlu dilakukan pengembangan dalam penemuan antibiotik. Salah satunya dengan memanfaatkan fungi (jamur) dari suatu jaringan tanaman," tutur Agnes saat ditemui, Sabtu, 27 Mei 2017.

Agnes menambahkan, Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang sering ada di sekitar kehidupan manusia, terutama pada tangan. "Salah satu contoh penyakit yang ditimbulkan adalah bisul dan jerawat dan ini sedang marak inovasi obat, vitamin atau suplemen yang menggunakan dan mengambil khasiat dari buah manggis," tuturnya.

Selama ini, banyak ilmuwan fokus meneliti manfaat kulit buah manggis. Padahal, sejumlah penelitian lain menunjukkan bagian lain dari tanaman manggis juga memiliki khasiat yang hampir sama.

Berdasarkan informasi awal, Agnes mulai memotong ranting manggis yang disterilkan menggunakan natrium hipoklorit dan etanol untuk kemudian ditanam pada media guna menumbuhkan fungi.

"Fungi yang diperoleh difermentasi selama dua minggu, difraksinasi dan dikeringkan dengan penguapan selama satu minggu," jelas peraih predikat Wisudawan Akademik Terbaik UKWMS 2017 ini.

Proses fraksinasi terdiri dari proses pemisahan komponen atau senyawa berdasarkan sifat kepolaran suatu bahan. Pada tahap ini, fungi yang tumbuh setiap harinya dicek dan diisolasi guna melihat berapa macam fungi yang tumbuh. Proses itu dilakukan terus menerus hingga mendapatkan fungi yang benar-benar murni.

"Ketelatenan sangat dibutuhkan dalam penelitian ini, karena bidang penelitian ini adalah mikrobiologi, yang hasilnya tidak bisa dilihat secara langsung pada saat itu juga namun membutuhkan waktu," kata Agnes.

"Yang penting adalah never give up mengingat seringkali gagal dalam menguji dan harus dilakukan percobaan berulang-ulang," ujar Agnes menambahkan.

Agnes memerlukan waktu satu tahun dengan dibimbing dosen Lisa Soegianto, M.Sc., Apt dalam menyelesaikan penelitian itu. Penelitian itu menemukan senyawa aktif dalam ranting manggis sebagai aktivitas antibakteri adalah alkaloid dan terpenoid.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya