Liputan6.com, Gorontalo - Tiga hari menjelang hari raya Idul Fitri, masyarakat Gorontalo menggelar tradisi tumbilotohe yang berarti malam pasang lampu. Tradisi itu dilaksanakan sejak Islam masuk ke Gorontalo.
Dalam tradisi itu, setiap pemilik rumah memasang lampu minyak tanah yang disebut masyarakat setempat sebagai lampu padamala. Bentuknya mirip seperti lampu teplok di lokasi lain.
Lampu tersebut dulunya sebagai sarana penerangan bagi umat Islam yang akan berangkat ke masjid. Seiring berjalannya waktu, tradisi malam pasang lampu juga terimbas. Masyarakat kini mengkolaborasikan lampu minyak dan lampu listrik warna-warni.
Advertisement
Baca Juga
Beragam bentuk lampu dipasang, termasuk lampu berbentuk tokoh kartun Spongebob. Ribuan lampu itu menyinari Provinsi Gorontalo, mulai dari pelosok desa hingga kota, selama tiga hari menjelang Ramadan. Hal tersebut menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara.
"Saya datang ke Gorontalo untuk melihat malam pasang lampu, karena di malam pasang lampu hanya ada di Gorontalo," ujar Reflin, wisatawan asal Jakarta.
Dengan beragam lampu itu, Bupati Bone Bolango Hamim Pou mengatakan untuk tahun ini malam pasang lampu akan dilombakan. "Rencananya akan dilombakan antarkecamatan, mana lampu yang paling meriah di kecamatan apa," katanya.