Liputan6.com, Gorontalo - Dadar gulung, kue tradisional khas Nusantara, menjadi salah satu sajian favorit masyarakat saat berbuka puasa. Di Gorontalo, kudapan manis ini dikenal dengan sebutan "kue dadara" dan selalu dinantikan setiap Ramadhan tiba.
Kelezatan kue dadar gulung berasal dari teksturnya yang lembut serta rasa manis yang khas dari isian gula merah dan kelapa parut.
Hidangan ini bukan sekadar camilan, tetapi juga bagian dari tradisi yang mempererat kebersamaan dalam keluarga.
Advertisement
Aroma harum yang menggoda menjadikan dadar gulung sebagai pilihan utama untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.
“Kalau di Gorontalo, kami menyebutnya dadara. Ini camilan wajib saat berbuka, rasanya enak dan mengingatkan pada suasana masa kecil,” ujar Roling Jafar, salah satu warga Kota Gorontalo.
Baca Juga
Mana Lebih Baik, Zakat Fitrah ke Amil atau Langsung ke Orangnya? Gus Baha dan UAS Menjawab
Ciri-Ciri Taubat Seseorang Telah Diterima oleh Allah SWT, Penjelasan Gamblang UAH
Top 3 Islami: Umat Nabi SAW Pasti Mendapat Malam Lailatul Qadar, Cara Sholat Taubat 10 Hari Terakhir Ramadhan, Gus Baha - Buya Yahya
Tidak hanya lezat, dadar gulung juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Gula merah dan kelapa yang digunakan dalam isian kue ini dipercaya dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, mencegah kelelahan, serta berkontribusi dalam menjaga kesehatan tulang.
"Kombinasi bahan alami yang digunakan menjadikan dadar gulung sebagai pilihan camilan yang sehat dan bergizi," katanya.
Selain itu, proses pembuatan dadar gulung sering menjadi momen istimewa dalam keluarga. Aktivitas ini tidak sekadar memasak, tetapi juga menjadi ajang berkumpul, berbagi cerita, dan memperkuat hubungan antaranggota keluarga.
Oleh karena itu, dadar gulung tidak hanya menjadi simbol kelezatan, tetapi juga kebersamaan, terutama di bulan suci Ramadhan.
Dengan cita rasa autentik dan proses pembuatan yang sederhana, dadar gulung tetap menjadi primadona di meja berbuka puasa.
Popularitasnya yang tak lekang oleh waktu menjadikannya sebagai bagian dari warisan kuliner yang terus dilestarikan oleh masyarakat Gorontalo dan berbagai daerah lainnya di Indonesia.