Liputan6.com, Banyumas - Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mencatat sebanyak seribu hektare lebih tanaman padi terserang hama wereng cokelat. Serangan hama terjadi hampir merata di seluruh wilayah kabupaten Banyumas yang memiliki luasan lahan mencapai 36 ribu hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, Widiarso mengatakan dari keseluruhan lahan yang terserang, 75 hektare di antaranya dipastikan puso. Wilayah yang mengalami serangan terburuk sehingga menyebabkan puso, yaitu Kecamatan Banyumas dan Karanglewas.
"Wereng ini intensitasnya memang ada yang ringan ada yang berat. Bahkan ada yang puso. Kalau total serangan kita sudah mencapai seribu hektare, itu seluruhnya. Nah, yang puso itu angkanya ada sekitar 75 hektar," kata Widiarso kepada Liputan6.com, Rabu (12/7/2017).
Advertisement
Menurut Widiarso, hama wereng menggila lantaran dipicu kelembapan tinggi pada musim kemarau ini. Meski musim kemarau, namun wilayah Banyumas masih kerap diguyur hujan lebat.
Baca Juga
"Seharusnya sudah masuk musim kemarau. Tetapi nyatanya hujan lebat masih sering turun di Banyumas," ujar dia.
Penyebab lainnya, pada tahun 2016 lalu, petani Banyumas tiga kali berturut-turut menanam padi tanpa tanaman sela. Sebab, tahun 2016 tak terjadi musim kemarau sehingga petani memanfaatkan lahannya untuk terus menanam padi.
"Siklus penyakitnya tidak terputus karena petani pada Musim Tanam MT pertama, kedua, dan ketiga, selalu menanam padi tanpa putus. Siklus hama tidak terhenti," ujar dia.
Selain serangan wereng, di beberapa wilayah, petani di Banyumas juga berhadapan dengan serangan hama tikus. Tikus menyerang tanaman muda hingga periode generatif (berbuah). Namun, menurut Widiarso, kerugian yang ditimbulkan tikus masih kalah dibanding serangan wereng batang cokelat.
"Serangannya hampir separuh dari kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas. Merata, dari Banyumas timur sampai barat," jelasnya.
Akibat serangan hama itu, Widiarso memperkirakan akan terjadi penurunan hasil perolehan gabah Banyumas sebesar 15 persen pada Masa Tanam II ini. Angka ini diperoleh dari perkiraan penurunan akibat serangan wereng dan tikus, serta serangan penyakit lainnya.
"Kisarannya 15 persen, memperhitungkan yang puso ada 75 hektar, kemudian yang terkena serangan seribu hektar," ujar dia.